LEMAK TUBUH DAN PRESTASI OLAHRAGA

  

LEMAK TUB UH DAN PRESTASI OLAHRAGA


Oleh

Dr. Marta Dinata, M.Pd


PENERBIT CERDAS JAYA 


 

BAB I

LEMAK TUBUH DAN PENAMPILAN OLAHRAGA

    Tubuh manusia terdiri dari berbagai macam unsur yang berbeda, semua diperlukan oleh tubuh , yaitu terdiri dari: air, otot, tulang, dan lemak. Lemak adalah bagian yang penting dari tubuh manusia yang diperlukan sebagai sumber energi untuk gerakan dengan intensitas rendah serta pertahanan terhadap dingin dan perlindungan terhadap organ vital.Lemak sering digambarkan sebagai unsur yang harus dihilangkan karena lemak berlebihan membuat penampilan tidak bagus dipandang mata.
    Dalam ilmu kesehatan kelebihan lemak dikaitkan dengan penyakit diabetes dan penyakit jantung koroner . Kelebihan lemak pasti akan mengganggu prestasi olah raga. Sebuah pengukuran yang sangat sederhana dari kegemukan dapat dilakukan untuk menentukan apakah ada peningkatan risiko penyakit jantung koroner dan diabetes. Ini adalah Index Massa Tubuh (BMI) yang didefinisikan oleh berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi dalam meter. Sebagai contoh seorang atlet yang beratnya 80 kg , dengan tinggi 170 cm, akan memiliki BMI 80 dibagi 1,70 kuadrat = 23,5. Individu dengan BMI lebih dari 27 dianggap mempunyai risiko besar terhadap penyakit jantung dan diabetes. Sebaliknya atlet wanita yang memiliki BMI di bawah 18 mungkin berisiko mengalami silkus menstruasi yang tidak teratur. Wanita dengan berat badan yang ringan mungkin juga berisiko terkena osteoporosis.
    Osteoporosis, adalah penyakit yang ditandai dengan menurunnya kekuatan dan berkurangnya kandungan mineral tulang secara keseluruhan ( BMC) paling sering terjadi pada wanita menopause, tetapi juga pada mereka dengan gaya hidup kurang gerak dan kurang kalsium. Indikator berat badan yang baik bisa dilihat dari BMC dan komposisi tubuh wanita segala usia. Dengan mengukur komposisi tubuh dapat membantu atlet wanita mencapai berat badan yang sehat dan mengurangi risiko osteoporosis dan menstruasi tidak teratur, tetapi memeningkatan prestasi olahraga dan mengurangi risiko penyakit jantung koroner dan diabetes.

MENGUKUR LEMAK
        Untuk mengukur berat badan cukup berdiri di atas timbangan tanpa memperhatikan lemak tubuh, usia, jenis kelamin dan olahraga yang dipilih, bahkan untuk atlet daya tahan seperti marathon bisa jadi memiliki massa lemak yang lebih besar dari pada yang bukan atlet, sehingga BMI tidak selalu akurat sebagai alat pengukuran. Sebagai contoh dalam penelitian terbaru di Amerika Serikat oleh Nacional Football League (NFL) membandingkan pemain saat ini dengan pemain 30 tahun yang lalu, diukur komposisi tubuhnya termasuk tinggi , berat, massa lemak bebas dan BMI.
     Ukuran BMI mereka 34,6 bedasarkan tinggi rata-rata 1,92 meter dan berat 127 kg, namun persentase lemak tubuh mereka hanya rata-rata 18,5. Bandingkan hasil penelitian ini dengan 36 orang profesional dan 39 pegulat sumo amatir yang memiliki berat rata-rata 117 kg, BMI 36,5 dan persentase lemak tubuh 26,2 yang didefinisikan sebagai klinis obesitas
Tabel 1 : Skala Presentase Lemak Tubuh (% Lemak)

 

Klasifikasi

 

Wanita

 

Pria

Lemak Rendah

11-14

3-5

Atlet

12-22

5-13

Kebugaran Jasmani

16-25

12-18

Gemuk

26-31

19-24

Obesitas

32 ke atas

25 ke atas


        Jika anda memutuskan untuk menetapkan target berat badan. Apa yang anda lakukan jika berat badan anda lebih berat dari yang seharusnya? Kabar baik adalah kombinasi diet dan latihan olahraga akan memungkinkan anda merubah komposisi tubuh anda. Kabar buruk adalah hal ini membutuhkan pendekatan yang konsisten dan juga perubahan yang tidak perrmanen, tetapi dapat mudah dibalik jika kebiasaan yang buruk bisa dihilangkan. Banyak atlet baik pria maupun wanita tidak kuatir, asal latihan keras makan apa saja tidak masalah. Pendapat ini adalah salah. Berat badan bisa sama, tapi komposis tubuh bisa berubah. Contoh gulat dan rugby, selama musim latihan komposisi tubuh tidak selalu sama.
        Pada musim pertandingan antara bulan Oktober-Maret terdiri dari 20-30 pertandingan, komposisi tubuh selalu dipantau untuk memastikan pegulat tersebut tidak membawa kelebih lemak yang akan menghambat prestasinya. Selama penelitian dengan pegulat dalam pra musim pertandingan dengan pegulat yang memiliki rata-rata berat badan 67,5 kg dan 10,5% lemak tubuh. Power otot tetap sama, tetapi kekuatan otot sedikit menurun namun perubahan komposisi tubuh tidak terjadi. Pada penelitian pada 52 pemain rugby di Australia pada musim pertandingan April-Agustus.
Pemain diukur ketebalan lemaknya VO2 Max dan power ototnya, diukur pada 4 tahap yaitu :
1. Sebelum musim pertandingan
2. Awal musim pertandingan
3. Pertengahan musim pertandingan
4. Akhir musim pertandingan
        Ketebalan lemak rendah, VO2 Max dan power otot meningkat pada awal musim pertandingan, pada pertengahan musim pertandingan lemak meningkat, VO2 Max dan power otot menurun dan tingkat cedera meningkat. Berat badan dan komposisi tubuh penting dalam gulat, karena dalam gulat berat badan harus konsisten. Persentase lemak tubuh dapat ditentukan oleh beberapa metode, antara lain:
1. Hydrostatic weighing
2. Bioelectriacal impedance analysis
3. Skinfold callipers
        Dari beberapa macam metode tersebut, yang dibahas disini adalah pengukuran dengan Skinfold callipers, karena lebih mudah dan menggunakan alat yang sederhana kaliper kulit yang digunakan untuk mengukur kadar lemak dilokasi yang berbeda diseluruh tubuh. Lokasi umum yang digunakan adalah tricep, bisep, subscapularis, suprailiac, dan paha. Cara mengukurnya dengan mencubit lemak daripada subjek dan kemudian menempatkan kaliper dan kemudian dilihat ukurannya dalam milimeter, kemudian dijumlahkan hasil lipatan lemak yang diukur. Pengukurannya harus konsisten, akurat, dan harus dilakukan oleh tenaga yang terlatih.
Mengelola dan Mengukur Komposisi Tubuh Anda
        Kombinasi diet dan latihan olahraga dapat membantu anda mengontrol komposisi tubuh anda, tetapi banyak faktor-faktor yang menentukan seperti: perilaku, pendidikan, keluarga, lingkungan, dan pelatih. Contoh: Program latihan daya tahan selama 75 menit dengan frekuensi 3 kali seminggu ditambah dengan diet. Telah terbukti dapat meningkatkan massa lemak bebas dan kandungan mineral pada anak-anak obesitas, hanya dalam waktu 6 minggu. Namun perubahan komposisi tubuh mungkin tidak sesederhana itu tergantung pada keseriusan anda pada latihan dan berapa banyak waktu yang anda miliki dan keinginan untuk merubah diet anda. Tetapi apapun pilihan anda, maka anda tidak bisa lepas dari teori termodinamika kimia. Untuk setiap pon lemak tubuh yang akan anda buang, anda harus membuat devisit 3500 Kcal dengan meningkatkan pengeluaran energi dan mengurangnya asupan makanan(kalori) anda atau kombinasi antara keduanya.
Strategi Pengukuran
    Salah satu cara yang paling sederhana dan dapat diandalkan untuk mengukur komposisi tubuh adalah dengan mengukur lipatan kulit anda. Mengukur 4 atau 5 tempat diseluruh tubuh anda. Anda bisa membandingkan presentase lemak anda dari waktu ke waktu ketika anda mengukur sendiri. Anda hanya menentukan kaliper dan asisten yang bisa mengukur pada tempat yang paling umum seperti pada otot bisep, tricep, subscapularis, dan suprailiac. Asosiasi Olimpiade Inggris juga merekomendasikan bahwa bagian tubuh yang paling bawah seperti paha depan juga diukur.
Daftar Pustaka
1. Journal of Sport Sciences 1998; 16(7):629-637
2. AHB 29(5):559-565
3. Journal of Strength and Conditioning Research 2005; 19(3):485-489
4. Annal of Human Biology 1999; 26(2):179-184
5. Howley and Franks (1997) Health Fitness Instructor’s Handbook, Human Kinetics
6. Journal of American Geriatric Society 1997; 45(7):837-834
7. JSCR 2005; 19(3):505-508
8. JSCR 2005; 19(2):400-408
9. JSCR 2005; 19(3):667-672
10. JSS 2003; 21(5)369

BAB II

MEMBAKAR LEMAK

    Membakar lemak sangat popular dan sering digunakan oleh atlet, tetapi apakah membakar lemak sangat penting untuk dilakukan? Kalau penting bagaimana cara melakukannya. Dalam bab ini akan dimuat penelitian terbaru tentang membakar lemak.
    Membakar lemak adalah kemampuan yang mengacu pada mengoksidasi lemak, dengan demikian menggunakan lemak bukan karbohidrat sebagai sumber energi. Membakar lemak sering dikaitkan dengan penurunan berat badan, penurunan lemak tubuh dan peningkatan massa otot, yang semuanya dapat menguntungkan bagi seorang atlet. Hal ini diketahui bahwa atlet yang memerlukan daya tahan memiliki kemampuan yang baik untuk mengoksidasi lemak. Hal ini memungkinkan tubuh menggunakkan lemak sebagai bahan bakar ketika persediaan karbohidrat menipis. Sebaliknya bagi orang yang menderita obesitas mempunyai risiko penyakit diabetes tipe II, hal ini disebabkan gangguan untuk mengoksidasi lemak. Sebagai hasilnya asam lemak dapat disimpan dalam otot atau jaringan lainnya. Akumulasi lemak dan metabolisme dalam otot dapat menganggu sinyal insulin dan menyebabkan kekurangan insulin, oleh karena itu penting untuk memahami faktor-faktor yang mengatur metabolisme lemak dan cara untuk meningkatkan oksidasi lemak pada orang dan atlet.
Oksidasi Lemak Selama Latihan
        Lemak disimpan terutama di bawah kulit dan juga di otot. Pada awal latihan akan meningkatkan liposis yaitu pemecahan lemak menjadi asam lemak dan gliseral di jaringan adiposa dan otot. Kalikolamin seperti adrenalin dan noraadrenalin dapat meningkatkan dan memberikan konstribusi pada stimulasi lipolisis.
        Begitu latihan dimulai, asam lemak dimobilisasi. Adiposa asam lemak diangkut dari sel lemak ke otot, diangkut melintasi membran otot dan kemudian diangkut melintasi membran mitokondria untuk oksidasi triglikserida yang disimpan dalam otot menjalani sejenis glikolisis (rusaknya penguraian lemak) dan zat lemak ini diangkut ke dalam mitokondria. Selama latihan campuran asam lemak berasal dari adiposit dan intramuskular (dalam otot). Ada bukti yang menunjukkan lemak di dalam otot yang digunakkan untuk sumber energi selama latihan oksidasi lemak diatur pada beberapa langkah:
1. Lipolisis, dipengaruhi oleh banyak faktor, tetapi sebagian besar diatur oleh hormon(dirangsang oleh kalekolamin) dan dihambat oleh insulin. Pengangkutan asam lemak juga tergantung pada darah mensuplai ke adiposa dan jaringan otot serta serapan asam lemak. Kita dapat mengurangi metabolisme lemak, namun ada langkah-langkah cara kita merangsang metabolisme lemak.
2. Intensitas latihan, Salah satu faktor yang penting untuk menentukan oksidasi lemak adalah intensitas latihan.
        Walaupun beberapa penelitian menggambarkan hubungan antara intensitas latihan dan oksidasi lemak sangat erat, tetapi saat ini dipelajari lebih khusus lagi, selama ini diketahui oksidasi karbohidrat meningkat dengan intensitas latihan yang tinggi selanjutnya oksidasi lemak awalnya meningkat, kemudian menurun lagi pada intensitas latihan yang tinggi. Lihat gambar 1.
Gambar 1 : intensitas Latihan dan Oksidasi Lemak









        Dalam serangkaiaan penelitian terbaru kami telah meningkatkan intensitas latihan, dimana oksidasi lemak maksimal disebut “Fatmax”. Dalam kelompok individu yang telah ditemukan bahwa latihan dengan intensitas sedang (62-63% dari VO2max atau 70-75% dari HRmax) atau denyut nadi maksimal adalah intensitas optimal untuk oksidasi lemak, sedangkan untuk orang yang kurang terlatih sekitar 50% dari VO2 max, namun tiap orang berbeda beda dan bervariasi oksidasi lemak optimumnya. Seseorang yang terlatih mungkin memiliki oksidasi lemak optimum 70% VO2 max atau 45% VO2 max.
        Satu-satunya cara untuk memastikannya adalah dengan tes Fatmax dilaboratorium, namun kenyataannya intensitas yang tepat dimana oksidasi lemak puncaknya tidak begitu penting karena dengan perbedaan 5-10% dari intensitas latihan atau perbedaan 10-15 denyut nadi per menit. Oksidasi lemak sama tingginya, tetapi jika intensitas latihan lebih tinggi dari 20%, maka oksidasi lemak akan turun. Lihat gambar 1. Intensitas latihan (Fatmax) atau zona ini sangat penting untuk latihan penurunan berat badan, untuk kebugaran jasmani dan untuk latihan daya tahan, namun masih sedikit penelitian yang dilakukan. Intensitas ini dalam penelitian dengan orang yang menderita obesitas. Latihan interval meningkatkan oksidasi lemak mereka (sensitivitas insulin meningkat) dengan penelitian 4 minggu, dengan latihan 3x seminggu pada intensitas Fatmax.
EFek Diet
        Faktor penting lainnya adalah diet. Diet tinggi karbohidrat akan menekan oksidasi lemak dan diet rendah karbohidrat akan menghasilkan oksidasi lemak tinggi. Memakan karbohidrat beberapa saat sebelum latihan akan meningkatkan insulin dan kemudian menekan oksidasi lemak hingga 35%. Efek insulin pada oksidasi lemak dapat berlangsung 6-8 jam setelah makan. Dan ini berarti tingkat oksidasi lemak tertinggi dapat dicapai pada pagi hari setelah semalaman tidak makan.
        Latihan daya tahan dengan tanpa sarapan sebagai cara untuk meningkatkan oksidasi lemak otot. Baru baru ini penelitian yang dilakukan di Universitas Leuven di Belgia, dimana para ilmuan meneliti efek dari 6 minggu program daya tahan dan dilakukan 3 kali dalam seminggu. Lama latihan 1-2 jam dan latihan dilakukan selama puasa di negara yang sedang berpuasa. Penelitian menghasilkan penurunan glikogen otot, meningkatnya metabolisme protein, namun oksidasi lemak selama latihan adalah sama antara kedua kelompok yang puasa maupun tidak puasa.
Durasi Latihan
        Sudah lama ditetapkan, bahwa oksidasi sangat penting dalam latihan. Selama latihan daya tahan, oksidasi lemak bisa mencapai puncaknya 1 gram per menit, meskipun demikian oksidasi lemak dapat dikurangi dengan makan karbohidrat sebelum dan sesudah latihan. Dalam penurunan berat badan durasi latihan merupakan salah satu faktor kunci selain oksidasi lemak.
Model Latihan
        Model atau jenis latihan juga memiliki efek dalam oksidasi lemak, oksidasi lemak telah terbukti lebih tinggi pada olahraga lari dan jalan dibandingkan dengan bersepeda, alasannya belum diketahui tetapi kemungkinan daya yang lebih besar terhadap menahan beban antara jalan dan lari dibandingkan bersepeda.
Perbedaan Jenis Kelamin
        Meskipun beberapa penelitian dan literatur tidak menemukan perbedaan jenis kelamin terhadap metabolisme, namun mayoritas para atlet sependapat bahwa oksidasi lemak pada wanita lebih tinggi daripada pria. Dalam sebuah penelitian yang membandingkan 150 pria dan 150 wanita dalam berbagai intensitas latihan, menunjukkan bahwa wanita memiliki tingkat yang lebih tinggi dalam oksidasi lemak, dalam berbagai contoh intesitas latihan dari oksidasi lemak wanita mencapai puncaknya pada intensitas yang lebih sedikit tinggi.
Suplemen Gizi
        Ada banyak suplemen gizi di pasar yang di klaim untuk meningkatkan oksidasi lemak, suplemen ini termasuk kafein, karnitin, asam hidrosit (HCA), krominium, guana, jeruk aurarantium, ginseng asia, cabai rawit, teh hijau, dan lain-lain. Suplemen ini di pasarkan sebagai pembakar lemak, benar-benar mengakibatkan oksidasi lemak naik selama latihan. Dalam penelitian ditemukan bahwa ekstra teh hijau dapat meningkatkan oksidasi lemak sekitar 20%. Mekanisme ini tidak dipahami dengan baik, tetapi kemungkinan bahwa bahan teh hijau yang disebut epigallocatechin gallate (EGCG) sangat kuat mengandung antioksidan dan menghambat hormon sensitif dan lipase. Kondisi ini dapat meningkatkan oksidasi lemak.
Tabel 1. Suplemen Gizi dan Manfaatnya pada Metabolisme Tubuh

Jenis Suplemen Gizi

Manfaatnya

Camitine

Penting untuk oksidasi lemak, seperti yang diperlukan untuk mengangkut asam lemak ke dalam mitokondria. Penelitian menunjukkan bahwa suplemen camitine tidak mungkin menghasilkan peningkatan oksidasi lemak. Oleh karena itu tidak ada bukti efek kadar oksidasi lemak, namun camitine merupakan suplemen yang di pasarkan secara agresif untuk membakar lemak.

 

Chromium

Suplemen yang sangat popular. Beberapa tahun yang lalu dikaitkan dengan sensitif insulin dan pembakaran lemak. Tidak ada bukti bahwa chromium memiliki efek pada lemak.

Guaana

Hampir indentik dengan kafein dan cenderung memiliki sifat yang mirip dengan kafein. Dalam penelitian kandungan kafein dalam guaana lebih sedikit dibandingkan kopi.

Ginseng Asia

Ginseng Asia telah menjadi bagian dari ilmu kesehatan di Cina dan secara tradisional dikenal sebagai obat untuk meningkatkan vitalitas dan fisik, namun bukti untuk pembakaran lemak masih kurang.

 

Teh Hijau

Zat aktif dalam teh hijau adalah polyphenols, namun teh hijau juga mengandung kafein. Dalam penelitian baru-baru ini menemukan bahwa setelah meminum ekstra teh hijau oksidasi lemak selama latihan naik sekitar 20%.

 

Asama Hidroxycitric (HCA)

Asama Hidroxycitric (HCA) merupakan turunan dari asam sitrat yang ditemukan dalam berbagai tanaman tropis. Tidak ada bukti yang memiliki efek apapun pada metabolisme lemak.

Tyrosine

Tyrosine adalah asam amino non esensial. Tyrosine dianggap bisa meningkatkan catecholamine dan meningkatkan lipolisis. Namun tidak ada bukti yang mendukung ini.


Latihan Olahraga
        Saat ini satu-satunya cara yang terbukti untuk meningkatkan oksidasi lemak selama latihan adalah olahraga dengan intensitas rendah sampai sedang. Latihan olahraga mengatur enzim dari jalur oksidasi lemak, meningkatkan massa mitokondria, meningkatkan aliran darah dan lain-lain. Semua ini memungkinkan untuk tingkat yang lebih tinggi untuk oksidasi lemak. Penelitian telah menunjukkan bahwa dengan 4 minggu latihan, 3 kali per minggu dengan lama 30-60 menit dapat meningkatkan oksidasi lemak dan menyebabkan perubahan enzim yang menguntungkan. Namun terlalu sedikit informasi yang tersedia untuk menghasilkan kesimpulan tentang program latihan yang optimal untuk mencapai efek ini.
        Dalam sebuah penelitian kami menyelidiki hasil maksimal oksidasi lemak dengan 300 subjek dengan berbagai tingkat kebugaran. Dalam penelitian ini sampelnya terdiri dari penderita obesitas, orang yang senang olahraga dan pengendara sepeda profesional, dengan intensitas latihan berkisar 20,9-82,4 VO2max. Menariknya meskipun ada korelasi antara pembakaran lemak maksimal dengan pengambilan oksigen maksimal pada sampel, tetapi tidak dapat digunakan untuk memprediksi oksidasi lemak.
Tabel 2. Oksidasi Lemak Maksimal Sehubungan dengan Aerobik Power (VO2Max)

Program Latihan Penurunan Berat Badan
        Pembakaran lemak sering dikaitkan dengan penurunan berat badan, penurunan lemak tubuh dan meningkatkan massa otot. Namun ini harus dicatat bahwa perubahan tersebut hanya bisa dicapai dengan keseimbangan energi negatif, maksudnya pengeluaran lebih banyak daripada pemasukan. Anda harus makan lebih sedikit daripada kalori yang anda bakar. Latihan yang optimal, jenis latihan, intensitas latihan dan durasi latihan. Untuk penurunan berat badan belum jelas. Rekomendasi saat ini adalah difokuskan pada peningkatan pengeluaran energi dan meningkatkan volume latihan. Menemukan intensitas optimal untuk oksidasi lemak mungkin membantu dalam penurunan berat badan dan pemeliharaan berat badan, namun bukti untuk ini sangat kurang. Hal ini penting diketahui bahwa lemak yang dioksidasi selama latihan adalah kecil hanya 0,5 gram per menit pada intensitas latihan optimal. Jadi untuk mengoksidasi 1 kg lemak perlu waktu 33 jam latihan.
        Berjalan atau berlari dengan intensitas 50-65% dari VO2 max tampaknya menjadi intensitas optimum untuk membakar lemak, durasi latihan memainkan peranan penting. Lama latihan akan meningkatkan pembakaran lemak.
Daftar Pustaka
1. J Appl Physiol 60: 562-567, 1986
2. Int J Sport Med 24: 603-608, 2003
3. Int J Sport Med 26 Suppl 1: S28-37, 2005
4. Am J Clin Nutr 87: 778-784, 2008
5. J Sport Sci 21: 1017-1024, 2003
6. J Appl Physiol 104: 1045-1050, 2008
7. Metabolism 52: 747-752, 2003
8. J Appl Physiol 98: 160-167, 2005
9. Nutrition 20: 678-688, 2004
10. J Appl Physiol 56: 831-838, 1984
11. Int J Obes Relat Metab Disord 17 Suppl 3: S32-36; discussion S41-32, 1993

 

BAB III 

BERLARI DAN LEMAK TUBUH

Semua pelari tahu bahwa kelebihan lemak tubuh dapat menghambat prestasi. Namun hubungan berlari, asupan makanan dan kadar lemak tidak cukup banyak informasinya yang diketahui. Perbedaan fisik antara pelari jarak pendek, pelari jarak jauh dan pelari elit, mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Secara umum, meskipun pelari jarak pendek mempunyai otot dengan ukuran yang besar dan kuat, sedangkan pelari jarak jauh massa otot yang kecil dan mempunyai lemak tubuh yang rendah. Ini adalah karakteristik yang luar biasa, pelari yang sukses mempunyai lemak tubuh yang rendah.

Lemak tubuh pria normal sekitar 15-18% dan pada wanita sekitar 25-30%. Sebagian besar lemak ini tidak diperlukan sebagai sumber energi hanya menambah beban tubuh. Lemak yang diperlukan untuk sumber energi hanya sedikit sekali, hanya hitungan gram. Ini tidak berarti orang yang gemuk tidak bisa menyelesaikan lomba maraton, mereka bisa menyelesaikan lomba maraton, tetapi dengan waktu yang lama. Lemak biasanya memberikan konstribusi energi setengah dari total energi latihan daya tahan. Sel-sel lemak memainkan peranan yang sangat penting dalam bertindak sebagai cadangan energi, dan pada saat dibutuhkan lemak dalam struktur jaringan dalam metabolisme lemak dan memberikan perlindungan bagi jaringan lemak tubuh. Kelebihan lemak tidak  berguna untuk atlet daya tahan, tapi berguna bagi pegulat sumo, tapi merugikan bagi pelari. Lemak ekstra menambah berat badan dan tentu saja menambah pengeluaran energi. Dalam lomba maraton total lemak yang dibakar tidak lebih dari 200 gram rata-rata pelari.

Seorang pelari pria  dengan berat 60 kg dan lemak tubuh 5% akan membawa lemak seberat 3 kg. Seorang pelari elit perempuan dengan berat 55 kg dengan ketebalan  lemak 15% akan membawa beban lemak seberat 8 kg. Pelari non elit setidaknya akan memiliki lemak 2 kali dari jumlah ini. Sedangkan pelari yang kurang terlatih akan membawa lemak lebih dari 20 kg, meskipun tidak semua lemak digunakan sebagai bahan bakar, jumlah lemak atlet sebaiknya tidak berlebihan sebatas yang diperlukan oleh tubuh. Dampak yang berlebihan dibadan akan mengurangi prestasi. Dalam jumlah lemak yang proposional akan meningkatkan prestasi.

Dalam jumlah yang terbatas lemak diperlukan untuk laki-laki tidak boleh lebih dari 5%, sedangkan pada wanita tidak boleh kurang dari 10%. Ada bukti bahwa kekebalan tubuh akan terganggu jika tubuh menyimpan lemak terlalu rendah. Akan mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, dan atlet akan sering menderita sakit, untuk atlet wanita mempunyai lemak yang rendah bisa mengganggu tingkat sirkulasi menstruasi, hal ini bisa menyebabkan menurunnya massa tulang dan bisa menimbulkan resiko patah tulang.

Lemak biasanya menyumbang sekitar setengah dari pengeluaran energi latihan jangka panjang (ini perkiraan dan tergantung pada kecepatan, kebugaran, diet, dan faktor lainnya). Grafik dibawah ini menunjukkan pada lari kecepatan rendah.

Grafik 1.  Hubungan Konstribusi Energi Terhadap Kecepatan Lari

Sebagai pasokan energi dari lemak dan hanya kecil dari pasokan karbohidrat, glikogen otot dan glukosa darah. Dengan meningkatkan kecepatan , maka pengeluaran lemak mulai menurun dan digantikan oleh glikogen otot. Masalah dari mengurangi lemak tubuh adalah waktu yang diperlukan lama  karena tingkat pengeluaran energi terlalu rendah. Berlari terlalu cepat akan membakar karbohidrat dan lemak kurang tersentuh, jadi untuk menghilangkan lemak tubuh  harus berlari pelan dan lama.

Pentingnya Lemak

Untuk mendapatkan ide dari pentingnya lemak, anda dapat mencoba hal berikut.

-          Kebutuhan energi untuk 1 kilokalori per kilogram massa tubuh per kilometer.

-          Energi dari lemak adalah 9 kilokalori per gram.

-          Setengah energi yang digunakan berasal dari lemak jumlah ini akan benar-benar menjadi lebih besar pada kecepatan lari rendah dan lebih tinggi lagi jika dilakukan pagi hari setelah semalaman tidak makan, dan tidak makan apapun sebelum berlari, kecuali air putih atau suplemen teh hijau atau kopi tanpa gula dan jangan sekali kali makan karbohidrat sebelum berlari karena bisa meningkatkan insulin dan meningkatkan oksidasi karbohidrat dan glukosa darah.

Contoh 1.

Jika seseorang mempunyai berat 50 kg, jumlah energi yang diperlukan dalam berlari 10 kilometer adalah 50x10=500 Kcal. Untuk mengetahui energi yang berasal dari lemak menggunakan rumus 500/9=56 grams lemak setengahnya dari ini 28 gram.

Contoh 2.

Jika seseorang mempunyai 80 kg dan melakukan lari maraton (42,2 km) adalah 80x42,2=3,376 Kcal. Untuk mengetahui energi yang berasal dari lemak menggunakan rumus 3,376/9=375 grams setengahnya 188 gram.

Tiga hal yang perlu untuk diketahui yaitu:

1.      Jumlah lemak yang anda butuhkan, bahkan untuk maraton sangat kecil dibandingkan dengan jumlah kalori yang disimpan. Pelari dengan berat 70 kg dengan 20% lemak tubuh memiliki 14 kg lemak yang tersimpan. Pelari dengan berat 60 kg dengan lemak 30% memiliki 18 kg lemak.

2.      Meskipun lemak yang digunakan sangat kecil, berlari secara teratur akan menguras persediaan lemak, sebagai contoh seorang pelari menggunakan 28 gram lemak sebagai sumber energi, dengan latihan 3 kali seminggu akan kehilangan lemak 3,5 kg setahun. Hasil ini memang kecil, tetapi kalau dikumulatifkan hasil ini akan sangat mengesankan.

3.      Melakukan kecepatan lari tidak selalu sama, jika anda berlari 40 menit, akan melakukan lari dengan jarak 5 km atau bisa juga 10 km dengan waktu yang sama.

Lemak Tubuh dan Prestasi

Pada penelitian yang dilakukan pada pelari dengan tingkat yang berbeda-beda dari kemampuannya, ilmuan mengamati ada hubungan yang signifikan antara kadar lemak tubuh dan waktu terbaik pelari. Meskipun hasil ini menujukkan pelari yang lebih ramping bisa menampilkan prestasi yang baik. Memang lemak tubuh akan menurun jika volume latihan ditingkatkan, seperti pelari yang diteliti pada kelompok pelari lokal di Aberdeen.

Strategi untuk Mengendalikan Berat Badan dan Lemak Tubuh sambil Mempertahankan Latihan

1.      Memperhatikan porsi makanan dan memperhatikan makan berlebihan tidak menjadi kebiasaan.

2.      Gunakan makanan ringan yang dipilih dengan baik untuk mempertahankan bahan bakar untuk latihan dan menghindari rasa lapar yang berlebihan.

3.      Makan rendah lemak atau setidaknya dikurangi.

4.      Banyak makan-makanan yang berserat, sayuran, buah-buahan dan kurangi karbohidrat.

5.      Membuat buku catatan harian yang menulis segala sesuatu yang anda makan dan minum selama seminggu dan ini akan membantu anda untuk menidentifikasi rencana makan yang ideal dan asupan anda yang seharusnya.

Kami meneliti sekelompok pelari yang telah berlatih sekurang-kurangnya 2 tahun, dan meminta mereka untuk jadi kelompok eksperimen. Semua telah mempertahankan berat badan yang sama setidak-tidaknya dua bulan kami mengukurnya. Kami mengukur kadar lemak tubuhnya dan mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Seperti anda lihat pada grafik di bawah ini, pelari yang menempuh jarak  lebih jauh dalam seminggu memiliki lemak tubuh yang lebih sedikit. Mereka juga membakar lemak lebih banyak daripada yang menepuh jarak pelari yang lebih sedikit.

Grafik 2. Hubungan Lemak Tubuh dan Latihan Lari Jarak Jauh 

Grafik 3. Hubungan pemasukan Kalori dan lemak tubuh

Grafik 4. Hubungan pemasukan energi dan lari jarak jauh

Hubungan antara asupan kalori dan lemak tubuh tentu saja ada, dan tiap orang berbeda-beda. Tetapi banyak faktor yang bisa menjelaskan variabel ini, kami kira orang-orang yang makan lebih banyak akan lebih gemuk, tetapi tidak demikian subjek yang melakukan lari paling jauh yang memiliki lemak tubuh yang rendah, walaupun mereka makan lebih banyak.

Lemak Tubuh pada Pelari Elit

Perkiraan ketebalan lemak tubuh dari 114 pelari laki-laki di olimpiade tahun 1968 di Amerika Serikat adalah rata-rata7,5% dari berat badan yang kurang lebih setengah dari mereka yang aktif tetapi tidak terlatih. Dari dulu pengukuran lemak tersebut telah dilakukan pada kelompok pelari dan semuanya cukup konsisten.

Kandungan lemak pelari wanita cukup rendah, kira-kira 10-15%, memang lemak tubuh yang rendah adalah prasyarat untuk penampilan yang lebih baik, meskipun ada hubungan antara lemak tubuh dengan prestasi, namun perlu diingat bahwa mengurangi lemak tubuh tidak otomatis meningkatkan prestasi, bahkan mungkin bisa menjadi kontraproduktif. Jika anda mengurangi lemak dengan kombinasi latihan dan membatasi diet, anda seperti berjalan di atas seutas tali halus. Sementara penurunan lemak tubuh mungkin meningkatkan penampilan pelari, mengurangi makanan secara drastis tidak hanya mengurangi kualitas latihan, tetapi juga meningkatkan resiko penyakit dan cedera, jadi harus berhati-hati dalam mengurangi makanan.

Daftar Pustaka

1.      Journal of Sports Science 2004; 22:155-125

2.      Journal of Sports Science 2004; 22:1-14

3.      Journal of Sports Medicine 1989; 26:258-262

4.      Proceedings of the Nutrition Society 1990; 49:27A

5.      Medicine and Science in Sports 1970; 2:93-95

BAB IV

DIET PERIODESASI BISA MENINGKATKAN PENAMPILAN DAN MEMBAKAR LEMAK LEBIH BANYAK

Banyak atlet yang akrab dengan konsep latihan periodesasi, dimana volume latihan dan intensitas latihan sengaja diubah-ubah dalam periode yang berbeda untuk mencapai puncak penampilan. Dalam beberapa tahun terakhir diet periodesasi telah diusulkan untuk atlet sebagai cara untuk meningkatkan metabolisme lemak dan mempertahankan glikogen otot, tapi bagaimana cara kerjanya?

Meskipun kedengarannya menarik, jika anda berpartisipasi dalam olahraga ketahanan, seperti berlari dan berjalan, tanpa anda sadari anda sudah mempraktekan periodesasi diet, coba pikirkan latihan lari jarak jauh terakhir, apakah anda memanipulasi pola diri anda dengan meningkatkan karbohidrat? Jika anda telah melakukan, maka anda telah mempraktekkan periode sederhana dari diri anda.

Periode diet cenderung berbeda untuk tiap orang, namun secara umum mulai dari diet normal membawa perubahan metabolisme tubuh, contoh: lari maraton yang meningkatkan pemasukan karbohidrat sebelum hari pertandingan. Petinju dan pegulat menurunkan berat badan sebelum pertandingan dan membuat berat badannya turun. Binaragawan yang diet rendah lemak dan rendah sodium sebelum pertandingan. Dalam tahun-tahun terakhir ini, praktek dari periode makanan telah muncul, yang memanipulasi diet dalam jangka waktu tertentu untuk penampilan ketahanan untuk meningkatkan oksidasi lemak untuk sumber energi selama pertandingan berlangsung.

Strategi ini merubah metabolisme lemak untuk sumber energi, hal ini berlangsung dengan diet adaptasi lemak, meskipun lemak dan protein dapat berfungsi sebagai bahan bakar pada latihan, ada alasan mengapa karbohidrat penting sebagai bahan bakar, alasannya karbohidrat dapat menyiapkan energi cukup besar untuk dapat menghasilkan ATP. Selama melakukan olahraga berat, meskipun lemak kaya akan sumber energi, tetapi energi yang dikandungnya tidak bisa dilepas tanpa ada oksigen, sehingga tidak bisa memainkan peran apapun dalam olahraga anaerobik. Alasan lain dari pentingnya karbohidrat, ketika latihan dengan intensitas rendah lebih banyak energi dari lemak dapat dipakai, gangguan terus menerus dari karbohidrat diperlukan untuk oksidasi lemak. Ini karena molekul lemak (acetyl-CoA) hanya bisa menjalani tahap oksidasi bila dikombinasikan dengan molekul yang disebut asam oxalocetic, sumber utama dari metabolisme karbohidrat.

Jika tidak ada karbohidrat maka metabolisme lemak juga terganggu, dengan kata lain lemak dibakar dalam api karbohidrat. Karbohidrat adalah bahan bakar untuk olahraga berat, tetapi ada masalah besar dalam penyimpanannya. Kemampuan atlet hanya bisa menyimpan 400 gram karbohidrat (glikogen) otot dan sekitar 100 gram karbohidrat dalam (glikogen) hati. Karena pasokan karbohidrat 4 kalori energi per gram maka jumlahnya tidak lebih dari 2000 kcals, cukup untuk bahan bakar lebih dari 2 jam latihan yang sangat keras. Bandingkan dengan lemak, atlet dengan berat badan 70 kg dengan tingkat lemak rendah sekitar 10% membawa 7 kg lemak, tetapi karena persediaan lemak 9 kcals per gram ini sama dengan 63.000 kcals energi yang tersedia, biasanya penyimpanan lemak orang dewasa rata-rata 100.000 kcals energi lemak, hal ini yang menjelaskan mengapa lemak menjafi sumber energi alternatif bagi tubuh, apabila karbohidrat telah habis dalam olahraga berat.

Strategi Gizi

Srategi gizi yang paling populer dan sukses untuk memperpanjang intensitas tinggi latihan ketahanan adalah terfokus pada karbohidrat, pengisisan karbohidrat pada makanan dan hilangnya karbohidrat pada latihan atau pertandingan namun jika karbohidrat adalah satu-satunya sumber energi selama latihan, strategi cukup untuk memastikan tingkat kecukupan karbohidrat otot pada lomba maraton, bahkan para pelari elit akan membentur tembok sebelum melintasi garis finish total penggunaan bahan bakar meningkat dengan meningkatnya intesitas latihan. Untungnya ketahanan atlet  dapat menyediakan proposi yang signifikan sumber energi mereka dari lemak bahkan pada tingkat VO2max yang tinggi, yang berarti tingkat hilangnya glikogen otot selama pertandingan maraton melambat, dengan demikian mempertahankan penyimpanan glikogen tanpa membentur tembok.

Jika seorang atlet dapat meningkatkan porsi-porsi energi yang berasal dari lemak selama olahraga berat. Ia dapat menyimpan glikogen otot dan dapat mempertahankan intensitas tinggi dan beban kerja lebih lama, ini menjelaskan alasan menggunakan suplemen bantuan seperti kafein dan karnitin untuk mempertahankan daya tahan dengan membantu metabolisme asam lemak dan membuat mereka lebih tersedia untuk oksidasi lemak, karena persediaan glikogen terbatas.

Gambar 2. Total Metabolisme karbohidrat dengan intensitas latihan

Periodesasi Diet dan Adaptasi Lemak

Prinsip meningkatkan oksidasi lemak untuk menghemat glikogen, sehingga memperpanjang intensitas tinggi daya tahan. Tujuan dari periode diet ini adalah untuk menghasilkan adaptasi lemak menurut tiroid. Sebelum pertandingan daya tahan seperti maraton, mengkonsumsi diet tinggi lemak selama 3-7 hari, diikuti diet tinggi karbohidrat. Selama diet tinggi lemak, tubuh menyesuaikan dengan meningkatkan proposi energi dari lemak selama beberapa hari, kemudian beralih ke diet tinggi karbohidrat yang memastikan peyimpanan glikogen otot sepenuhnya bisa diisi ulang. Hasilnya glikegen otot meningkat dan oksidasi lemak meningkat dan memperpanjang penyedia energi pada pertandingan ketahanan seperti maraton.

Tapi apa buktinya periode makanan bekerja? Ada, tentu saja tidak ada keraguan diet tinggi lemak dapat mengatur enzim didalam tubuh, sehingga tingkat yang lebih tinggi dalam oksidasi lemak. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan tahun 2002, para ilmuwan mempelajari efek baik 5 hari asupan lemak tinggi diikuti oleh 1 hari dari tinggi asupan karbohidrat, atau 6 hari asupan tinggi karbohidrat pada akhir ketahanan yang terlatih (semua diet yang tergantung sama jumlah kalorinya).

Selama percobaan 5 hari subjek terus berlatih seperti biasa, tetapi pada hari tenang diet tinggi karbohidrat, kemudian kedua kelompok bersepeda selama 2 jam ada VO2max 70%. Pada hari ke 7 melakukan time trial selama 25 menit, kesimpulannya peneliti menemukan bahwa:

-  Oksidasi lemak sebelum dan selama bersepeda 2 jam meningkat pada diet tinggi lemak, meskipun faktanya subjek sudah mengkonsumsi karbohidrat sehari sebelumnya.

-  Oksidasi karbohidrat pada kelompok ini juga berkurang.

Dalam studi kedua dalam tahun yang sama tujuh atlet ketahanan menjalankan adaptasi lemak dalam waktu yang singkat dalam waktu 6 hari. Setalah melakukan diet standar pada hari ke satu, tiga hari berikutnya diet tinggi lemak, pada hari ke lima subjek menyelesaikan latihan selama 20 menit pemanasan, diikuti 85 menit lari dengan 86% dari VO2maxnya, dilanjutkan dengan 1 menit pemilihan.

Setelah 18 hari, kelompok dialihkan, yaitu mereka yang mengikuti diet tinggi lemak dialihkan ke diet tinggi karbohidrat, begitu sebaliknya. Hasil penelitian menujukkan bahwa setelah diet tinggi lemak tingkat oksidasi lemak menigkat 31-61 micromol/kg menit, meningkat hampir 100% , namun walaupun tingkat kerja dipertahankan pada diet tiggi lemak, tetapi tenaga meningkat dari 13,8-16,0.

Gambar 3. Lemak dan Lingkaran Karbohidrat

Bagaimana Adaptasi Lemak Terjadi

Penelitian lain juga menegaskan  bahwa periodesasi diet tinggi lemak untuk beberapa hari, memang meningkatkan  tingkat oksidasi lemak dan cadangan karbohidrat. Jadi bagaimana  adaptasi lemak terjadi? Penelitian pada Atlet Balap Sepeda laki laki, terjadi perubahan  metabolik setelah 5 hari dari diet tinggi lemak selama latihan dan di ikuti 1 hari diet tinggi karbohidrat. Para peneliti tertarik untuk mengamati aktivitas 2 enzim kunci : Pyruvate dehydrogenase (PDH – kunci enzim dalam metabolisme karbohidrat) dan hormon sensitive lipase (HSL- enzim kunci yang terlibat untuk pemecahan lemak menjadi energi).

Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut:

1.      Perubahan  kadar enzim bertahan, bahkan setelah makan tinggi karbohidrat untuk mengembalikan glikogen kekeadaan normal.

2.      Setelah tes pada hari ke 7, oksidasi lemak meningkat sekitar 45%, sedangkan oksidasi karbohidrat turun 30%.

Hasil penelitian ini memberi bukti kuat bahwa adaptasi lemak mengatur enzim yang terlibat dalam  oksidasi lemak, sementara pada saat  yang sama  turut mengatur pada oksidasi karbohidrat. Mekanisme yang tepat untuk mengetahui pengeseran enzim ini tidak jelas, tapi ada bukti bahwa konsentrasi tinggi asam lemak makanan  langsung dapat mempengaruhi gen enzim ini.

Apa Manfaatnya?

Sejauh ini kita mengetahui bahwa adaptasi lemak dari apa yang tertulis (meningkatkan oksidasi lemak dan mempertahankan glikogen) dan bagaimana perubahan pada metabolisme? Apakah sudah terbukti dapat meningkatkan prestasi atlet yang memerlukan daya tahan? Di sini lah argumen yang mendukung praktek ini. Sejumlah peneliti telah dilakukan untuk membandingkan prestasi atlet yang memerlukan daya tahan pada diet normal karbohidrat dan diet adaptasi lemak dan diikuti dengan pengisian karbohidrat.

-          8 pembalap sepeda mengikuti diet adaptasi lemak selama 5 hari dan melakukan bersepeda selama 30 menit, kemudian mengikuti diet karbohidrat normal.

-          7 pembalap sepeda mengikuti diet adaptasi lemak selama  5  hari, kemudian melakukan bersepeda selama  20 menit dengan tingkat VO 2 Max 80%, kemudian bersepeda dengan intensitas tinggi selama 30 menit, kemudian diet normal.

-          7 pembalap sepeda mengikuti diet adaptasi lemak selama 6 hari, kemudian melakukan bersepeda selama 4 jam dengan tingkat VO 2 Max 65% kemudian ditambah 1 jam lagi bersepeda, kemudian dibandingkan  dengan diet normal karbohidrat.

Adaptasi Lemak Dapat Menggangu Prestasi

Kurangnya bukti  dalam melakukan diet adaptasi lemak terhadap prestasi, tapi baru baru ini ada penelitian baru yang menunjukkan  kerugian dari diet adaptasi lemak terhadap:

-       Latihan

Meskipun  diet tinggi lemak mungkin kedengaran  menarik, tetapi tidak semuanya begitu. Dalam penelitian banyak subjek melaporkan lesu, sakit kepala dan  kelelahan selama diet adaptasi lemak dan banyak kesulitan dalam  menyelesaikan latihan.

-       Kesehatan

Dari segi kesehatan diet tinggi lemak dan rendah serat dihubungkan dengan tingkat kalesterol darah, penyakit jantung koroner dan kangker, terutama di usus. Penelitian yang dilakukan terhadap pembalap sepeda. Melakukan bersepeda dengan jarak 100 km ditambah sprint 1 km pada pembalap yang terlatih selama adaptasi  lemak. Pembalap sepeda melakukan 2 percobaan : Diet tinggi karbohidrat (68% kalori dari karbohidrat) dan  diet tinggi lemak (68% kalori dari lemak).

Selama penelitian yang berlangsung  6 hari ditambah 1 hari diet pengisian karbohidrat. Pada hari ke 1 subjek menyelesaikan bersepeda dengan jarak 100 km dengan waktu  1 jam pada 70% VO2 Max. Pada hari ke 3, 5 dan hari ke 7 subjek menyelesaikan 100 km bersepeda di tambah sprint 1 km.

Hasilnya adalah sebagai berikut:

1.      Seperti yang diharapkan dari diet tinggi lemak, akan meningkatkan asam lemak dan tingkat oksidasi lema. Dalam bersepeda 100 km, tingkat persepsi tenaga, denyut jantung dan kerja otot tidak ada perbedaan antara diet tinggi lemak dengan diet tinggi karbohidrat.  Prestasi sprint 1 km berkurang setelah diet tinggi lemak.

Jadi di sini harus berhati-hati dalam  menunjukkan hasil dari diet adaptasi lemak untuk prestasi, malah menunjukkan penurunan prestasi. Apakah penelitian ini dipeti matikan saja kata profesor Louse Burker, salah satu ahli gizi terkemuka.

Apa Yang Terjadi

Pertanyaan  yang  jelas  apakah  adaptasi lemak gagal untuk menghasilkan prestasi yang tinggi atau sebaliknya malah  mengurangi prestasi. Ketika dalam teori adaptasi lemak harus menghasilkan yang terbaik dari tingkat pemanfaatkan lemak dan meningkatnya glikogen otot. Penjelasan yang paling mungkin di sini adalah  perubahan metabolisme sensivitas enzim. Meskipun adaptasi lemak meningkatkan  oksidasi lemak, sehingga cadangan glikogen otot juga meningkat dan mengurangi aktivitas enzim yang dibutuhkan  untuk melepaskan energi yang berasal dari karbohidrat, seperti PDH. Dengan kata lain cadangan glikogen otot meningkat, tetapi  juga mencegah tubuh dalam pemanfaatkan  glikogen seperti biasa. Mengingat  pentingnya karbohidrat dalam menghasilkan ATP, maka pemanfaat adaptasi lemak perlu ditinjau lagi.

Daftar Pustaka 

1.      Lamb DR and Murray R (eds) (1999) Perspectives in exercise sciene and sports medicine. Carmel, In:Cooper. 93-124

2.      Med Sci Sports Ex 2002; 34: 83-91

3.      Med Sci Sports Ex 2002; 34: 449-55

4.      Br J Nutr 2000; 84: 829-38

5.      J Appl Physiol 2000; 89: 2413-2421

6.      Am J Physiol-Endocrin and Metab 2006; 290:E380-E388

7.      Am J Clin Nutr 2003; 77: 313-8

8.      J Appl Physiol 2001; 91: 155-22

9.      J Appl Physiol Jan 2006; 100(1): 7-8


 

BAB V

BISAKAH KALSIUM MENJADI SUPLEMEN BARU GIZI OLAHRAGA

Selain perenang dan pegulat sumo hampir pasti anda akan tampil lebih baik tanpa kelebihan lemak tubuh. Lemak berlebihan membebani tubuh, meningkatkan beban pada sistim otot anda dan mengganggu transportasi oksigen anda. Jadi tidak mengherankan pencapaian suplemen untuk menghilangkan lemak yang efektif sangat diperlukan. Sangat jarang kita temukan namun banyak suplemen untuk menghilangkan lemak  dijual di pasar tapi jawabannya sebenarnya sederhana, yaitu dalam bentuk nutrisi paling akrab dalam makanan kita sehari hari adalah kalsium, dan kebanyakan orang berfikir tentang tulang dan gigi tapi, kenyataannya benar bahwa 99% dari 1,2 kg kalsium rata-rata manusia untuk membentuk jaringan tulang, sisanya 1% sangat penting. Kalsium berguna untuk kontraksi otot dan juga penting untuk pelepasan zat kimia neurotransmiter, seperti sirozonin, aseltilkolin dan mengaktifkan berbagai sistem enzim dalam tubuh.

Namun penelitian terbaru telah mengisyaratkan fungsi yang lebih baik dalam kalsium dalam tubuh. Meskipun telah lama diketahui semua sel memerlukan kalsium dan juga mengatur transportasi protein lainnya dalam sel. Ada bukti yang berkembang bahwa kalsium berperan penting dalam regulasi metabolisme energi dan komposisi tubuh, dan dalam keadaan tertentu dapat membantu mengurangi lemak tubuh dan mencegah kenaikkan berat badan. Indikasi pertama bahwa kalsium mungkin memainkan peranana kunci dalam metabolisme berasal dari dua studi hewan dilakukan diakhir tahun 1980. Pada bagian pertama dua tikus rentan terhadap tekanan darah tinggi ditempatkan pada pola diet yang mengandung 3 tingkat yang berbeda dari kalsium (2%, 1% dan 0,1% berat dari makanan yang dikonsumsi) hasilnya adalah sebagai berikut:

1.      Setelah 15 minggu, kedua tikus pada diet kalsium tinggi (2% dan 1%) menunjukkan perbaikan yang menguntungkan, yaitu pengurangan tekanan darah. Tapi manfaatnya tidak berhenti disitu saja, tikus pada tinggi kalsium juga beratnya kurang dan memiliki sedikit lemak tubuh. Studi kedua menemukan bahwa peningkatan kalsium dalam makanan 0,1-2% menyebabkan penurunan berat badan dan lemak badan tikus.

2.      Saran pertama, bahwa efek ini mungkin berlaku untuk manusia muncul 12 tahun yang lalu dari sebuah penelitian dari 11 pria Afrika dan Amerika yang mengalami obesitas dan melakukan penelitian sebagai berikut:

-          Asupan tinggi kalsium, mengunakan yogurt sebagai tambahan untuk meningkatkan asupan kalsium untuk 1000 mg/hari.

-          Diet rendah kalsium hanya berisi 500 mg/hari.

Hasil penelitian sebagai berikut:

Orang yang melakukan diet tinggi kalsium memiliki lemak tubuh secara signifikan lebih rendah dibandingkan orang yang melakukan diet rendah kalsium, namun hasil ini tidak dipublikasikan sampai saat ini, karena pada saat ini para ilmuwan tidak menyadari hubungan antara asupan kalsium dengan komposisi tubuh.

Awalnya hasilnya dibicarakan pada komunitas ilmiah, tetapi sekelompok ilmuwan Amerika telah mempelajari efek dari asupan kalsium, pada masa tulang wanita muda. Ia memutuskan untuk menyelidiki lagi dan dibuka lagi data 2 tahun yang lalu, kali ini berfokus kepada hubungan antara asupan kalsium dan komposisi tubuh. Data yang dihasilkan, dari 54 wanita. Meskipun mereka mengamati tidak ada hubungan langsung antara asupan kalsium dengan lemak tubuh tetapi ada hubungan yang sangat jelas antara lemak tubuh dan kepadatan kalsium dari diet.

Istilah kepadatan kalsium mengacu kepada beberapa banyak kalsium yang dikonsumsi sebagai proporsi asupan kalori total, misalnya diet mengandung 1000 mg kalsium/hari dari asupan total 1000 kcals/hari memiliki kepadatan kalsium dari 1 mg/kcals. Diet yang mengandung 1000 mg kalsium dari asupan total 2000 kcals/hari memiliki kepadatan kalsium 1 mg/kcals. Diet yang mengandung 1000 mg kalsium dari asupan 2000 kcals mungkin memiliki kandungan kalsium yang sama, tetapi hanya setengah kepadatan kalsium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan diet berbanding terbalik terkait dengan perubahan berat badan dan lemak tubuh, yaitu kepadatan tinggi kalsium diperkirakan penurunan berat badan pengurangan lemak tubuh.

Dalam rangka untuk mengetahui hubungan antara kalsium, asupan kalori dan perubahan lemak, para ilmuwan kemudian membagi wanita dalam dua kelompok:

Para wanita yang mengkonsumsi kalori lebih banyak perhari, rata-rata 1.876 kcals dan bagi mereka yang mengkonsumsi kurang, ini menemukan dua temuan penting:

1.      Kelompok yang berkalori tinggi, tidak terjadi penurunan berat badan.

2.      Kelompok rendah kalori ditambah asupan kalsium terjadi penurunan berat badan, efek ini tidak kecil baik dengan asupan kalsium 1.000 mg/hari memprediksi kehilangan lemak tubuh 2,6 kg selama 2 tahun dibandingkan 1,8 kg dengan asupan kalsium 500 mg/hari

Hasil ini membuat ilmuwan gizi memperhatikan dan menyelidiki lebih lanjut antara asupan kalsium dan komposisi tubuh. Dalam satu penelitian asupan makanan dari 53 anak yang berusia 2-5 tahun dianalisis dalam kaitannya dengan lemak masa tubuh diukur pada tahun ke lima. Sebuah hubungan jelas antara kalsium dan lemak tubuh, semakin tinggi asupan kalsium, maka semakin rendah masa lemak tubuh. Hasil ini tampaknya untuk mengkonfirmasikan mereka dari meta analisis dari 5 penelitian yang terpisah. Pada asupan kalsium dari komposisi tubuh melibatkan total 780 perempuan dari segala usia dalam setiap studi ini hasil kalsium dan protein dari diet itu berbanding terbalik. Penelitian ini mengamati hubungan yang sangat jelas antara lemak tubuh dan kepadatan kalsium dari diet terkait dengan indeks massa tubuh (BMI). Atau perubahan berat badan yaitu tinggi rasio kalsium dan protein diprediksi lebih rendah atau penurunan berat badan dan sebaliknya bahkan perbedaan dari 1.000 mg/hari dari asupan kalsium dikaitkan dengan perbedaan rata-rata berat badan dari 8 kg. Bertambahnya bukti yang mendukung kalsium sebagai medulator dari komposisi tubuh diperkuat oleh peneltian yang dilakukan oleh”Quebec study”. Sebuah penelitian awalnya dirancang untuk menilai dampak dari asupan kalsium pada massa tulang sebanyak 235 pria dan 235 wanita dibagi menjadi 3 kelompok sesuai dengan asupan harian kelompok mereka sebagai berikut:

 

1.      Rendah, kurang dari 600 mg/hari

2.      Sedang, 600-1.000 mg/hari

3.      Tinggi, lebih dari 1000 mg/hari

Para peneliti menemukan bahwa wanita pada kelompok rendah kalsium memiliki tubuh lebih berat secara signifikan, lingkar pinggang dan jumlah jaringan adiposa perut lebih berlemak dibandingkan 2 kelompok lainnya. Begitu juga dengan pria, meskipun perbedaannya tidak signifikan. Namun penelitian lain awalnya dirancang untuk menilai dampak asupan kalsium pada tulang wanita muda terhadap asupan kalsium. Dalam 3 tahun penelitian ini, 52 wanita muda tersebut dibagi menjadi 2 kelompok kalsium dengan asupan 1.500 mg asupan kalsium per hari dan kelompok kontrol dengan plasebo.

Analisis menunjukkan bahwa wanita pada kelompok kalsium memiliki lemak lebih sedikit. Selama penelitian dibandingkan dengan kelompok kontrol plasebo, jadi penelitian ini mendukung antara kalsium dan berat badan. Manusia membutuhkan lebih dari 40 nutrisi untuk kesehatan, kalsium salah satunya, karena komposisi tubuh dipegaruhi oleh berbagai macam faktor, seperti tingkat aktivitas dan asupan kalori. Sebagai contoh analisis dari 9 percobaan pada efek dari produk susu dan pengaruhnya terhadap berat badan. Bagi mereka yang dikasih produk susu. Dari sembilan penelitian, tujuh diantaranya tidak menunjukkan perbedaan, sedangkan dua diantaranya yang dilakukan pada orang dewasa benar-benar menunjukkan penurunan berat badan, namun hasil ini harus ditafsirkan secara hati-hati karena tidak jelas berapa banyak produk susu yang diberikan kepada subjek penelitian.

Penelitian yang sama kemudian melakukan percobaan terhadap suplemen kalsium terhadap komposisi tubuh, suplemen memberikan kalsium lebih banyak daripada produk susu, dari tujuh belas percobaan hanya ditemukan satu penurunan berat badan yang lebih besar, sedangkan percobaan yang lainnya tidak menunjukkan perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Ada spekulasi bahwa senyawa lain yang terdapat dalam produk susu dapat mempengaruhi dalam efek penurunan berat badan, seperti including whey proteins, conjugated linoleic acid(CLA) dan branched-chain amino acid(BCAAs) senyawa ini tidak terdapat dalam suplemen kalsium.

Pada penelitian yang dilakukan pada tahun 2004 pada 100 wanita obesitas, semua subjek mengikuti diet penurunan berat badan selama 25 minggu, tapi satu kelompok menerima 100 mg kalsium per hari selama periode penelitian, sementara kelompok kontrol diberikan plasebo. Meskipun kelompok yang diberikan kalsium terjadi penurunan berat badan sebanyak 7 kg dan kehilangan banyak lemak dibandingkan kelompok kontrol, kehilangan 6,20 kg, namun perbedaannya tidak signifikan.

Studi lain dilakukan pada tahun 2004 memberikan dukungan positif bahwa suplemen kalsium dapat membantu mengurangi lemak dalam uji coba ini, 32 subjek ditempatkan pada diet kalori terkontrol yang dirancang utuk menurunkan berat badan secara individual dengan mengurangi kalori 500 kcals per hari. Subjek dimasukkan ke dalam salah satu kelompok dengan cara random.

1.      Kelompok kontrol, memakan 0-1 produk susu(yogurt)  per hari ditambah asupan 500 mg kalsium dan pil plasebo.

2.      Kelompok tinggi kalsium, mengkonsumsi 800 mg kalsium per hari.

3.      Kelompok tinggi produk susu, mempertahankan defisit kalori 500 kcals per hari ditambah asupan 3 porsi produk susu per hari.

Setelah 24 minggu, subjek dalam kelompok kontrol tinggi kalsium dan tinggi produk susu kehilangan 6,4%, 8,6% dan 10% dari berat badan masig-masing, massa lemak juga terjadi penurunan 8,1%, 11,6% dan 14,1%, menariknya kehilangan lemak didaerah perut hanya 19% dari total kehilangan lemak pada kelompok rendah produk susu, sedangkan kehilangan lemak diperut 50,1% dan 66,2% untuk kelompok tinggi kalsium dan tinggi produk susu, lemak di daerah perut dihubungkan dengan resiko penyakit jantung koroner. Penelitian ini menunjukkan bahwa kalsium mempunyai dampak penurunan berat badan, tetapi memakan produk susu akan meningkatkan efek ini

Implikasi Bagi Atlet

Sampai saat ini belum ada penelitian khusus tentang efek dari diet tinggi kalsium pada pengurangan lemak pada atlet, namun kita bisa optimis bahwa prinsip yang sama berlaku : hasil positif telah diperoleh dalam penelitian pada pria dan wanita, tua dan muda, meskipun indikasi bahwa efeknya lebih signifikan pada wanita daripada pria. Ada bukti bahwa efek kehilangan lemak lebih tinggi ketika asupan kalsium meningkat disediakan dalam bentuk produk susu daripada kalsium, mungkin karena nutrisi lain yang ada pada produk susu. Tetapi penting untuk disadari bahwa efek kehilangan lemak yang disebabkan meningkatnya asupan kalsium akan dirusak oleh lemak akibat kelebihan asupan kalori.

Kuncinya bagi mereka yang mau mengikuti diet ini mengganti makanan rendah kalsium dengan makanan tinggi kalsium sambil mempertahankan asupan kalori yang sama, karena sebagian besar makanan yang kaya kalsium adalah protein, masuk akal untuk mengganti protein non susu dengan protein susu, yang memastikan anda mempertahankan asupan karbohidrat.

Jika anda memutuskan untuk menambah masukkan kalsium, jangan berlebihan, meskipun kelebihan kalsium dapat diekskresikan cukup mudah, asupan kalsium yang sangat tinggi dikombinasikan dengan vitamin D dan asupan magnesium rendah telah dikaitkan dengan penyakit ginjal, dimana kelebihan kalsium yang dibuang dalam jaringan tubuh yang mengarah ke masalah batu ginjal. The food standart agency merekomendasikan tingkat maksimum suplemen kalsium 1500 mg/hari, dan tampaknya bijaksana untuk tidak melebihi asupan kalsium. Karena asupan kalsium datang juga dari makanan, mengingat kebutuhan kalsium 2000 mg/hari. Jumlah harian kalsium disarankan RDA sekitar 800 mg/hari untuk orang dewasa sedangkan sebagian besar studi menunjukkan efek terbesar dalam penurunan berat badan dengan asupan kalsium 1000 mg/hari atau lebih. Strategi yang bijaksana untuk meningkatkan asupan kalsium dengan produk susu 50% dan dari produk makanan ditambah suplemen kalsium.

Daftar Pustaka 

1.      Am J Hypertens 1988 Jan; 1(1): 58-60

2.      FASEB J 1989, 3137:A265(ABS.)

3.      FASEB J 2000, 14:1132-1138

4.      Med Sci Sports Exerc 2001, 33:873-880

5.      J Nutr 2003 Jan; 133:249S-251S

6.      Int J Obes 2001; 559-556

7.      J Clin Endoctrinol Metab 2000; 85:4635-4638

8.      Am J Clin Nutr 2003; 77:1448-52

9.      J Bone Miner Res 2001; 16:248S

10.  J Nutr 2003; 133: 2455-248S

11.  J Clin Nutr 2005; 81:751-756

12.  Obes Res 2004; 12:582-90

13.  Am J Clin Nutr 2005; 81:751-756

BAB VI 

KOMPOSISI TUBUH

Penilaian yang paling akurat dari berat badan ideal Anda adalah memperhitungkan komposisi tubuh Anda berapa banyak berat badan Anda, massa tubuh (otot dan tulang) dan berapa banyak lemak tubuh. Untuk kesehatan yang optimal, lemak tubuh harus tidak lebih dari 20% dari total berat badan untuk pria dan 30% untuk perempuan.

Lemak diproduksi oleh tubuh ketika kelebihan asupan kalori dalam bentuk makanan atau minuman terjadi. Ketika diet memberikan tubuh dengan lebih banyak kalori daripada dibutuhkan untuk pemeliharaan umum dan tingkat saat ini aktivitas fisik, ini kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk lemak tubuh. Wanita cenderung menumpuk lemak di sekitar paha dan pinggul dan laki-laki mereka menumpuk lemak di sekitar hulu hati.

Peningkatan olahraga teratur akan membantu meningkatkan pengeluaran kalori Anda. Aktivitas fisik yang Anda lakukan semakin banyak kalori Anda akan terbakar. Demikian, jika Anda meningkatkan aktivitas fisik Anda, dan tidak meningkatkan asupan makanan, Anda akan menarik energi tambahan yang diperlukan dari lemak tubuh yang tersimpan Anda.

Tes Evaluasi Komposisi Tubuh

Berikut ini adalah contoh dari tes komposisi tubuh:

1.      INDEKS MASA TUBUH

2.      PRESENTASE LEMAK DI TUBUH

3.      TES SKINFOLD YUHASZ

4.      TES SKINFOLD  JANSON DAN POLLOKS

5.      KEKUATAN

Berikut merupakan penjelasan pada test komposisi tubuh :

1.    Indeks Masa Tubuh

Tujuan dari tes ini adalah untuk memantau berat badan atlet.

Sumber daya yang dibutuhkan

1. Alat untuk menentukan tinggi badan Anda.

2. Set timbangan untuk mengukur berat badan Anda.

3. Asisten.

Bagaimana melakukan tes???

Asisten:

1. Ukur tinggi atlet dalam meter.

2. Ukur berat badan atlet dalam kilogram.

3. Untuk menentukan BMI membagi berat dengan tinggi badan kuadrat: BMI = Berat / (tinggi x tinggi)

Analisis

Rentang diterima normal pengukuran ini adalah 20,1-25,0 untuk pria dan 18,7-23,8 bagi perempuan. Satu-satunya pengecualian adalah atlet dan binaragawan.

Data normative

20-25

NORMAL

25-30

PRE OBESITAS

30-35

OBESITAS

>35

OBESITAS TINGGI

Kelompok sasaran

Tes ini cocok untuk individu yang aktif tetapi tidak untuk orang-orang di mana tes akan kontraindikasi.

Keandalan

Keandalan akan tergantung pada seberapa ketat tes dilakukan.

Validitas

Ada diterbitkan tabel untuk berhubungan hasil dengan tingkat potensi kebugaran dan penampilan.

On-line kalkulator

Pilih link berikut untuk mengakses on-line kalkulator.

2.    Persentase Lemak Tubuh

Mengukur persentase lemak tubuh adalah metode yang mudah menemukan yang benar berat badan dan komposisi. Di bawah kulit adalah lapisan subkutan lemak, dan persentase dari total lemak tubuh dapat diukur dengan mengambil 'lipatan' pada titik yang dipilih pada tubuh dengan sepasang kaliber. Tes ini hanya membutuhkan empat pengukuran.

Sumber daya yang dibutuhkan

1. Alat ukur lemak tubuh

2. Asisten

Tempat pengukuran

1. Otot Trisep

Dengan lengan beristirahat dengan nyaman di samping, melipat lengan tengah antara bahu dan ujung siku.

2. Subscapula

Ambil lipatan diagonal dibagian belakang, tepat di bawah tulang belikat.

3. Bisep          

Cubitan dilakukan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri pada mid acromiale-radiale ssehingga arah cubitan vertikal dan pararel dengan aksis lengan atas. Subyek berdiri dengan relaks serta sindusiku ekstensi dan sendi bahu edikit eksorotasi.

Bagaimana melakukan tes?

1. Pastikan pengukuran dilakukan I tempat yang tepat dengan skala milimeter

2. Cubitan dilakukan dengan jibu jari dengan jari telunjuk

3. Gunakan caliper sekitar satu cm dari jari dan pada kedalaman yang sa,a dengan ketebalan cubitan

4.Ulangi prosedur tiga kali

5. Jumlahkan pengukuran total

Rata-rata pria memiliki lemak tubuh 15 sampai 17%, sedangkan rata-rata wanita adalah antara 18 dan 22%. skor khas untuk atlet elit 6% sampai 12% untuk pria dan 12%20% untuk perempuan.

Data Normatif

Kelompok sasaran

Tes ini cocok untuk individu yang aktif tetapi tidak untuk orang-orang di mana tes akan kontraindikasi.

Keandalan

Keandalan akan tergantung pada seberapa ketat tes dilakukan

Validitas

Ada diterbitkan tabel untuk berhubungan hasil dengan tingkat potensi kebugaran

On-line kalkulator

Pilih link berikut untuk mengakses on-line kalkulator.

3.    Uji Lipatan Kulit Jakson dan Pallock

Mengukur persentase lemak tubuh adalah metode yang mudah menemukan yang benar berat badan dan komposisi. Di bawah kulit adalah lapisan subkutan lemak, dan persentase dari total lemak tubuh dapat diukur dengan mengambil 'Lipatan kulit' pada titik yang dipilih pada tubuh dengan sepasang kaliper. Itu Jackson dan teknik Pollock membutuhkan tiga pengukuran.

Sumber daya yang dibutuhkan

1. Kaliper.

2. Asisten.

3. Tempat.

Melakukan pengukuran berikut menurut jenis kelamin:

1. Atlet Pria mengukur Dada, Perut dan Paha.

2. Atlet Perempuan mengukur triceps, Paha dan Suprailium.

Bagaimana melakukan tes??

1. Pastikan semua pengukuran skinfold terletak di sisi kanan tubuh dan bahwa pengukuran yang diambil dalam milimeter

2. Mengambil lipatan kulit antara ibu jari dan jari telunjuk sehingga termasuk dua ketebalan kulit dan lemak subkuta. Terapkan kaliper sekitar satu sentimeter dari jari dan pada kedalaman sekitar sama dengan ketebalan lipatan.

3. Sangat sedikit melepaskan tekanan dari jari-jari sehingga tekanan yang lebih besar adalah diberikan oleh kaliper.

4. Ulangi prosedur tiga kali pengukuran dapat bervariasi.

5. Mencatat nilai rata-rata.

6. Tambahkan hasil setiap pengukuran untuk mendapatkan nilai total dalam milimeter.

Analisa

Contoh:

Seorang berusia 20 tahun atlet laki-laki dengan total lipatan kulit dari 0 mm memiliki persentase lemak tubuh dari 12%. Rata-rata pria memiliki lemak tubuh 15 sampai 17%, sedangkan rata-rata wanita adalah antara 18 dan 22%. Skor khas untuk atlet elit 6% sampai 12% untuk laki-laki dan 12% sampai 20% untuk perempun

Data normatif

Rincian tabel berikut yang persentase lemak tubuh untuk atlet pria dan wanita untuk berbagai olahraga Baseball 12-15% 12-18%

1.      Basket 6-12% 20-27%

2.      Bersepeda 5-15% 15-20%

3.      Field & Ice Hockey 8-15% 12-18%

4.      Mendayung 6-1% 12-18%

5.      Renang 9-12% 1-2%

6.      Pelari 8-10% 12-20%

7.      Jumpers 7-12% 10-18%

8.      Pelempar 1-20% 20-28%

9.      Triathlon 5-12% 10-15%

10.  Voli 11-1% 16-15%

Kelompok sasaran

Tes ini cocok untuk individu yang aktif tetapi tidak untuk orang-orang di mana tes akan kontraindikasi.

Keandalan

Keandalan akan tergantung pada seberapa ketat tes dilakukan.

Keabsahan

Ada diterbitkan tabel untuk berhubungan hasil dengan tingkat potensi kebugaran.

4. Uji Lipatan Kulit Yuhaz

Mengukur persentase lemak tubuh adalah metode yang mudah menemukan yang benar berat badan dan komposisi. Di bawah kulit adalah lapisan subkutan  lemak, dan persentase dari total lemak tubuh dapat diukur dengan mengambil 'Lipatan kulit' pada titik yang dipilih pada tubuh dengan sepasang kaliper. The Yuhasz Teknik membutuhkan enam pengukuran.

Sumber daya yang dibutuhkan

1. Kaliper.

2. Asisten

Tempat pengukuran

Melakukan pengukuran membentuk situs berikut:

1. Trisep

Lipatan kulit terletak di tengah-tengah di belakang lengan atas. lengan menggantung bebas dan lipatan kulit adalah mengangkat sejajar dengan sumbu panjang.

2. Subscapula

Lipatan kulit yang diangkat secara vertikal dan diukur di bawahujung skapula.

3. Suprailiac

Lipatan kulit yang terletak tepat di atas puncaklium. Flip diangkat sedikit miring ke vertikal sepanjang garis lipatan.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senam Poco-Poco

Latihan Untuk Meningkatkan VO2 MAX (Edisi 3)

Senam Aerobik