Senam Poco-Poco
SENAM POCO-POCO
Oleh
Dr. Marta Dinata,M.Pd
Penerbit
Cerdas Jaya
JAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Seni dan budaya
Indonesia yang berwujud tari merupakan kekayaan budaya yang sangat berharga
sebagai jati diri bangsa Indonesia di forum Internasional
Iramanya sungguh asik juga ceria. Membuat badan
ingin terus bergerak mengiringi melodi uniknya. Tidak susah pula untuk
dipelajari dan merupakan salah satu budaya khas bangsa kita, Indonesia. Ya,
apalagi kalau bukan tari poco-poco.
Karena Seorang Gadis, tidak
disangka, tari poco-poco memiliki
sejarah yang cukup unik. Semuanya, berawal dari sebuah jamuan pesta. Ketika
itu, seorang seniman Ternate berdarah
Ambon bernama Arie Sapulette terpikat
pada seorang gadis yang sedang membawakan tarian tradisi masyarakat Yospan, Papua, Wayase dan Ambon. Spontan ia pun membuat sebuah
lirik lagu dari melodi gendang yang mengiringi tarian gadis tersebut..
Balenggang patapata,
Ngana pe goyang… pica-pica,
Ngana pe bodi… poco-poco,
Cuma ngana yang kita cinta
Cuma ngana yang kita sayang
Cuma ngana suka bikin pusing
(Arti: Jalannya berlenggang,
Goyangan badanmu… lincah,
Tubuhmu yang berisi dan lincah
Hanya kamu yang kucinta
Hanya kamu yang kusayang
Hanya kamu suka buat aku pusing…)
Begitulah, Arie sangat terpikat dengan
kelincahan seorang gadis penari sehingga keluarlah kata poco-poco. Dan sejak
saat itu, tarian dengan melodi rentak gendang seperti yang dibawakan gadis
tersebut dinamakan tari poco-poco.
Setelah Arie pindah ke Jakarta pada tahun 1995, lagu yang ia gubah mulai
populer ke seluruh Indonesia dan dinyanyikan oleh penyanyi terkenal, Yopie Latul. Tari poco-poco sendiri
baru populer sekitar tahun 2001.
Tari poco-poco adalah tarian yang relatif mudah sehingga
sangat digemari oleh masyarakat. Bahkan, sering juga kita melihat, tari
poco-poco dijadikan semacam senamoleh
murid-murid sekolah di Indonesia. Gerakan dasar tari poco-poco relatif mudah.
Dua langkah kecil ke kanan, kembali ke tempat, lalu mundur satu atau dua
langkah ke belakang, kemudian maju ke depan sambil berputar. Begitu seterusnya,
gerakan tersebut diulang-ulang. Prinsipnya adalah memutar tubuh ke empat penjuru mata angin lalu
kembali ke tempat semula.
Saat ini, tari poco-poco telah berkembang
sehingga memiliki sekitar 50 variasi gerakan. Iringan musiknya pun menjadi
beraneka macam. Sahabat mungkin sudah pernah mendengar berbagai versi iringan
musiknya, dari dangdut, house music (disko), juga cha-cha, olahraga
hingga hiburan tentara.
Selain untuk olahraga, musiknya yang ceria
membuat poco-poco sering digunakan pada berbagai macam event yang ada.
Bahkan, katanya, sebelum menjadi populer seperti saat ini, poco-poco juga
sering dibawakan oleh pasukan
tentara yang bertugas di Ambon sebagai alat untuk memperkuat persatuan. Poco-poco ditarikan sebagai
salah satu cara menghibur diri pula ketika bertugas.
Keragaman ini mungkin disebabkan oleh kemudahan
poco-poco dalam ditarikan. Tidak seperti tarian
tradisional lainnya. Dan, terlepas dari semuanya, hal paling
penting yang ingin didapatkan dari tari poco-poco ini adalah rasa gembira serta
perasaan yang lebih segar.
BAB II
LATIHAN DASAR SENAM
POCO-POCO
Tujuan senam poco-poco adalah agar badan menjadi
sehat. Ada tiga tahap yangdilakukan dalam melaksanakan senam poco-poco agar
mendapat manfaat yang maksimal bagi kesehatan tubuh.
1.
Gerakan Pemanasan
Sebelum melakukan senam
poco-poco sebaiknya lakukan gerakan pemanasan seperti berjalan atau berjoging
selama 5 menit. Agar tubuh menjadi hangat dan persendian menjadi lemas.
2.
Gerakan Inti
Lakukan gerakan inti senam
poco-poco selama 30 – 40 menit. Selama melakukan senam poco-poco badan
mengeluarkan energy sehingga memberikan kesegaran bagi tubuh. Hendaknya senam
poco-poco dilakukan dengan riang gembira agar dapat mengubah dan menghibur
suasana hati
3. Gerakan Pendinginan
Ini dilakukan pada akhir sesi
setelah melakukan olah raga inti yaitu senam poco-poco. Gerakan penutup sebagai
pendinginan dapat anda lakukan sebagai berikut:
· Lakukan gerakan dengan pelan
dan rileks seperti mengibas-ngibaskan kedua tangan
· Rilekskan kaki yang dilakukan
dengan menendang-nendang kaki kea rah depan
· Melakukan pernapasan dengan
mengambil napas dari hidung, kemudian membuskan melalui mulut. Hal ini lakukan
sedikitnya 8 X 2.
4.
Gerakan Senam Poco-poco
1.
Gerakan Pertama Hitunga ke 1 – 8, Ke 1 – 6
·
Hitungan
Ke-1 ke-8. Melangkah 2 kali ke kanan dan pada hitungan ke-4 tepuk tangan satu
kali. Selanjutnya melangkah dua kali ke kiri dan pada saat hitungan ke delapan
tepuk tangan 1 kali.
·
Hitungan
ke-1 – ke-6. Pada hitungan ke-1 sampai ke-4 melangkah 2 kali serong ke kanan
belakang dan pada saat hitungan ke-4 tepuk tangan. Selanjutnya, pada hitungan
ke-5 melangkah kea rah kiri serta pada hitungan ke-6 memutar badan hadap
kea rah kiri.
2. Hitungan ke-1 sampai ke-8, ke-1 sampai ke-2
·
Hitungan
ke-1 sampai ke-8. Mengulang gerakan ke-1 sampai ke-8 pertama.
·
Hitungan
ke-1 sampai ke-8. Pada hitungan ke-1 sampai ke-4 kaki kanan melangkah serong ke
belakang kanan. hitungan ke-4 tepuk tangan. Pada hitungan ke-5 kaki kiri
melangkah ke depan.pada hitungan ke-6 kaki kanan menutup ke kaki kiri diiringi
ayunan ke 2 tangan ke atas. Pada hitungan ke-7 kaki kanan melangkah mundur dan
pada hitungan ke-8 kaki kiri menutup ke kaki kanan diiringi ayunanke 2 tangan
ke depan belakang.
·
Hitungan
ke-1 sampai ke-2. Pada hitungan ke-1melangkah kea rah kiri. Pada hitungan ke-2
kaki kanan memutar badan mengahadap ke arah kiri
3. Hitungan ke-1 sampai ke-8, ke-1 sampai ke-8
·
Hitungan
ke-1 sampai ke-8 mengulangi gerakan ke-1 sampai ke-8 pertama.
·
Hitungan
ke-1 sampai ke-8. Mengulang gerakan ke-1 sampai gerakan ke-1 sapai ke-4 ke-2.
Pada hitungan ke-5 pinggul di goyang kedepan, pada hitungan ke-6 posisi kaki
tetap hanya goyang pinggul ke belakang. Pada hitung ke-7 goyang pinggul ke depan
lagi. Pada hitungan ke-8 badan di putar kearah kiri.
4. Hitungan ke-1 sampai ke-8, ke-1 sampai ke-8
·
Hitungan
ke-1 sampai ke-8 mengulangi gerakan ke-1 sampai ke-8 pertama.
·
Hitungan
ke-1 sampai ke-8. Melangkah zig-zag melangkah mundur ke kanan pada hitungan
ke-1 sampai ke-2, ke kiri pada hitungan ke-3 sampai ke-4, dan pada hitungan
ke-5 kaki kanan melangkah ke kaki kanan.
·
Pada
hitungan ke-6 memutar badan 1800 menghadap ke belakang, pada hitungan ke-5 kaki
kiri jatuhkan ke lantai dan pada hitungan ke-8 kaki kanan di tutup ke kaki
kiri.
5. Hitungan ke-1 sampai ke-8, ke-1 sampai ke-8, ke-1 sampai ke-8, ke-1 sampai ke-4.
·
Hitungan
ke-1 sampai ke-8. Gerakan sama dengan gerakan pada hitungan ke-2.
·
Hitungan
ke-1 sampai ke-8. Gerakan sama dengan gerakan pada hitungan ke-2.
·
Hitungan
ke-1 sampai ke-8. Gerakan sama dengan gerakan pada hitungan ke-1 sampai ke-8.
·
Hitungan
ke-1 sampai ke-4. Hitungan ke-1 sampai ke-3 sama dengan gerakan ke-3 goyang 3
kali dan pada hitungan ke-4. Badan memutar kearah kiri.
6. Hitungan ke-1 sampai ke-8, ke-1 sampai ke-8, ke-1 sampai ke-8, ke-1 sampai ke-8.
·
Hitungan
ke-1 sampai ke-8. Mengulangi gerakan ke-1 sampai ke-8 pertama.
·
Hitungan
ke-1 sampai ke-8. Hitungan ke-1 sampai ke-4 kaki kanan mundur dahulu, saat
hitungan ke-4 kaki kiri di angkat dan di tekuk sambil tepuk tangan 1 kali. Pad
hitungan ke-5 kaki yang di jatuhkan ke lantai, hitungan ke-6 kaki kanan menutup
kaki kiri. Pada hitungan ke-7 kaki kanan membuka kesamping kanan dan hitungan
ke-8 kaki kanan di tarik kembali.
·
Hitungan
ke-1 sampai ke-8. pada hitungan ke-1 sampai ke-4 kaki kanan melangkah mundur.
Pada saat hitungan ke-4 kaki kiri di angkat sambil tepuk tangan1 kali. Pada
hitungan ke-5 kaki kiri di jatuhkan ke lantai. Pada hitungan ke-6 kaki kanan
menendang ke depan. Pada hitungan ke-7 sampai ke-8 kaki kanan di gerakkan
cepat.
·
Hitungan
ke-1 sampai ke-8. Pada hitungan ke-1 sampai ke-2 serong kanan, hitungan ke-3
ampai ke-4 serong kiri dan pada hitungan ke-5 sampai ke-6 serong kanan lagi. Pada
hitungan ke-7 kaki kir serong kiri dan pada hitungan ke-8 memutar badan hadap
kanan.
BAB III
SENAM AEROBIK
A.
Pengertian Aerobik
Pada dasarnya latihan olah raga dapat dibagi menjadi dua
yaitu latihan aerobik dan latihan anaerobik. Latihan aerobik adalah latihan
yang menuntut oksigen tanpa menimbulkan hutang oksigen yang tidak terbayar.
Aerobik berarti menggunakan
oksigen. Menurut penyelidikan Kenneth H.
Cooper, selama empat tahun, beliau meletakkan dua prinsip dasar:
· Bila program latihan
hanya terbatas pada latihan 12-20 menit perhari, maka latihan harus cukup berat
untuk menimbulkan frekuensi denyut jantung 120 kali permenit atau lebih.
· Bila latihan tidak
cukup untuk menghasilkan
frekuensi denyut jantung 120 kali permenit, latihan diteruskan lebih lama dari 20 menit.
frekuensi denyut jantung 120 kali permenit, latihan diteruskan lebih lama dari 20 menit.
Olah raga yang berlangsung secara
kontinu lebih dari empat menit dan dilakukan dengan intensitas rendah termasuk
golongan aerobik. Jadi olah raga aerobik bukan hanya senam aerobik, tetapi
masih banyak jenis olah raga lain, seperti bersepeda, berenang, jalan cepat,
dan lari lintas alam.
Latihan aerobik juga
sering disebut sebagai general endurance,
yaitu latihan aerobik menghirup oksigen yang tidak terbayarkan. Karena itu
latihan aerobik dapat berlangsung lebih lama. Pengaruh latihan aerobik dapat
meningkatkan kapasitas tubuh untuk memasukkan oksigen dan menyalurkan keseluruh
jaringan sel otot, “...senam aerobik adalah serangkaian gerak yang dipilih
secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang juga dipilih sehingga
melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas dan durasi tertentu”. Sehingga oksigen
akan dapat berpadu dengan zat-zat makanan untuk memproduksi energi. Bentuk
latihan aerobik dilakukan dengan intensitas rendah sehingga dapat menimbulkan
efisiensi kerja dari organ – organ tubuh, yaitu jantung dan paru-paru, serta
sistem pernafasan.
Dengan meningkatkan kapasitas aerobik, maka cadangan tenaga menjadi lebih besar sehingga tubuh akan lebih mampu mempertahankan kondisi fisik pada suatu aktifitas.
Dengan meningkatkan kapasitas aerobik, maka cadangan tenaga menjadi lebih besar sehingga tubuh akan lebih mampu mempertahankan kondisi fisik pada suatu aktifitas.
Peningkatan kebutuhan
oksigen bagi otot-otot yang bekerja selama latihan dipenuhi dengan jalan
meningkatkan aliran darah ke otot-otot tersebut. Hal ini dimungkinkan
dengan adanya kenaikan jumlah darah yang dipompakan jantung setiap menit.
|
Perubahan-perubahan
fisiologis tersebut pada hakikatnya bersifat menunjang peningkatan kegiatan
daya tahan fisik seseorang dan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya konsumsi
oksigen maksimum.Apabila sebagian besar otot bekerja, misalnya pada lari
menanjak, kebutuhan oksigen pada penyediaan energi akan meningkatkan dan
mencapai tingkat maksimal pada oksigen yang dikonsumsikan, hal ini dinyatakan
sebagai maksimum oksigen intake atau maksimum oksigen uptake disingkat VO2 max.
B.
Pengertian Senam
Aerobik
Senam aerobik adalah
serangkaian gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik
yang juga dipilih sehingga melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas dan durasi
tertentu.Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru
serta pembentukan tubuh. Gerakan-gerakan yang dipilih, tentu saja harus
mengandung nilai yang diperlukan untuk kedua tujuan di atas.
Tujuan Pertama, meningkatkan
kemampuan jantung dan paru-paru. Gerakan yang dipilih harus mampu menyebabkan
denyut jantung meningkat sedemikian rupa ke target latihan atau disebut juga
zona latihan.
Tujuan Kedua, pembentukan tubuh.
Gerakan yang dipilih harus mengandung kalestenik
yang memenuhi tuntutan teknik dan
ketentuan anatomis tertentu.
Irama musik yang dipergunakan
dalam senam aerobik mempunyai 2 sisi yang sama pentingnya. Di satu sisi, musik
bertindak sebagai patokan kecepatan. Di sisi lain, musik bertindak sebagai
penjaga motivasi serta semangat dari para pelaku latihan agar tetap “on”
(menyala). Sejalan dengan perkembangan waktu, senam aerobik pun semakin marak
pula. Perbedaan jenis musik yang dipakainya misalnya discorobik, fungkyrobic,
dangdutrobik, bahkan sekarang ada namanua body language.
C.
Macam-Macam Senam
Aerobik
Pada awalnya, senam
aerobik hanya merupakan sebuah upaya untuk melahirkan inovasi dalam jajaran
kegiatan latihan. Namun dalam pengamatan dan penelitian yang dilakukan tampak
nyata bahwa di samping manfaat dari kegiatan yang diciptakan tersebut, dapat
pula dampak yang mengarah pada sisi negatif. Hal tersebut terindentifikasikan
dari gerakan-gerakannya yang memantul tinggi (hight impact) sehingga dikuatirkan dapat memberi tekanan yang
berlebihan terhadap persendian kaki yang menyangga tubuh. Dari penelitian yang
dilakukan, diperkirakan bahwa benturan yang terjadi dari jenis kegiatan itu
telah membebani tungkai dan persendian sebesar dua setengah kali berat badannya
sendiri.
Oleh karena itu,
jenis kegiatan ini dikelompokkan sebagai hight
impact dari segi kesehatan olah raga, pembebanan tersebut yang terus
menerus bisa menimbulkan cedera yang tidak bisa dianggap enteng bagi kelompok
pelaku tertentu, terutama bagi mereka yang berumur 40 tahun ke atas atau bagi
mereka yang kelebihan berat badan. Oleh sebab itu, senam aerobik mengalami
modifikasi dengan mengubah pola gerakan loncat-loncatan yang tinggi dengan
gerakan tidak meloncat atau low impact
(benturan rendah). Jadi, perbedaan aerobik tersebut didasarkan arah gerakan
serta berat ringannya impact yang di
butuhkan.
Sejalan dengan
perkembangan waktu, perkembangan senam aerobik pun semakin marak pula.Perbedaan
jenis musik yang dipakainya misalnya discorobik, fungkyrobic, dangdutrobik,
bahkan sekarang ada namanya body
languange. Walaupun namanya bermacam-macam, namun maksud dan tujuannya sama
yaitu membuat badan sehat dan tubuh indah.
Bila pada tahun lima
puluhan Marilyn Monroe merupakan simbol kecantikan dan seksualitas, kini banyak
bermunculan bintang bintang barumembawakan idealisme dan kecantikan baru. Tubuh
yang semampai dengan perut datar dibalut kulit yang kuning coklat terkena sinar
matahari. Mereka yang tertarik untuk menjadi cantik dan sehat dapat mengikuti program aerobik : meloncat,
menendang dan meliuk-liuk badan dengan bersemangat mengikuti irama musik.
D.
Struktur Latihan
Aerobik
Latihan senam aerobik hendaknya
mengikuti ketentuan yang sudah diterima umum, yaitu tidak lepas dari
sistematika olah raga. Latihan terdiri dari pernapasan (warming up), inti, yang dalam hal ini senam aerobik dan pendinginan
(cooling down). Berikut ini adalah
pembahasan mengenai setiap tahap yang perlu dilakukan dalam aerobik.
1.
Warming Up
Kegiatan ini
merupakan kegiatan pendahuluan yang pelaksanaannya mengandung unsur sebagai
berikut :
Peningkatan suhu
tubuh dan secara bertahap meningkatkan jumlah denyut nadi, dari denyut nadi
istirahat ke denyut nadi latihan. Peningkatan suhu tersebut biasanya dilakukan dengan
gerakan, seperti jalan di tempat atau gerakan dasar yang sederhana seperti mengayunkan
kepala kesamping kiri dan kanan dan gerakan lengan atau kaki yang sederhana.
Peningkatan elastisitas otot dan
ligamentum di sekitar persendian.
Latihan untuk meningkatkan elastisitas otot dan ligamentum ini dapat dilakukan
dengan gerakan peregangan terhadap kelompok otot besar yang ditahan dalam waktu
tertentu. Pelaksanaannya harus dilakukan secara perlahan - lahan dan tidak
terlampau memaksakan.
Untuk mempersiapkan
tubuh baik fisik maupun mental keaktivitas yang akan dilaksanakan.
2.
Kegiatan Inti
Kegiatan
inti biasanya merupakan yang sudah lebih aktif dan melibatkan gerakan yang
disiplin untuk melatih bagian tubuh tertentu dengan yang cukup. Kegiatan ini
hendaknya mengikuti alur tertentu yang sudah direncanakan sebelumnya, gerakan
yang dipilih dinilai dari bagian atas tubuh ke bawah atau dari bagian kepala,
bahu, lengan, pinggang ke gerakan gabungan.Biasanya pelaksanaan dari bagian
inti ini bergerak secara progresif, yaitu dari tahap gerakan tunggal bagian
tubuh, hingga pergerakan bagian tubuh secara bersamaan.
3. Pendinginan
Kegiatan tahap akhir
dari senam aerobik ini harus melakukan gerakan-gerakan yang menurunkan
frekuensi denyut nadi untuk kembali mendekati denyut nadi yang normal.
Pelaksanaan gerakan pendinginan ini harus merupakan penurunan secara bertahap
dari gerakan dengan intensitas tinggi ke gerakan yang berintensitas rendah.
Ditinjau dari segi faal tubuh, perubahan gerakan yang bertahap tadi berguna
untuk menghindari penumpukan asam laktat yang menyebabkan kelelahan dan rasa
pegal pada otot di tempat tertentu. Dengan demikian proses pendinginan ini
dimaksudkan untuk mengurangi penumpukan dari asam laktat yang merupakan sisa
pembakaran dalam otot.
E. Menentukan Intensitas Senam Aerobik
Menentukan
intensitas senam aerobik pada dasarnya sama dengan menentukan intensitas
latihan pada olah raga lain. Intensitas latihan ditandai dengan tercapainya
tingkat denyut nadi yang diharapkan meningkat. Secara umum,intensitas latihan
yang ditentukan tercapainya denyut nadi sekitar 60 – 80% dari denyut nadi
maksimal. Denyut nadi maksimal tadi ditentukan berbeda-beda dari orang ke orang
bergantung pada usianya. Cara menentukan denyut nadi maksimal dengan rumus :
220 dikurangi umur.Sebagai contoh, jika orang berumur 20 tahun, denyut nadi
maksimalnya adalah 220-20 = 200, intensitas latihan adalah antara 60-80% dari
denyut nadi maksimal, jadi denyut nadinya berkisar antara 120-160 untuk orang
yang berumur 20 tahun tadi, denyut nadinya harus mampu mencapai jumlah denyut
nadi tersebut.Sedangkan frekuensi latihan sebaiknya 3-4 kali dalam
seminggu.Kurang dari tiga kali dianggap kurang memadai dalam hal frekuensi,
lebih dari 5 kali dianggap berlebihan.
Penentuan
lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan dari tingkat keterlatihan orang
bersangkutan jika orang itu masih pemula latihan cukup 10 menit saja, kemudian
setelah kemampuannya meningkat, lama latihan boleh ditambah. Bila orang yang
terlatih lama latihan bisa antara 30
menit sampai 1 jam.Sedangkan frekuesi latihan sebaiknya 3 - 4 kali dalam
seminggu. Kurang dari tiga kali dianggap kurang memadai dalam hal frekuensi,
lebih dari 5 kali dianggap berlebihan. Sebatas untuk menjaga kebugaran
fisik,frekuensi yang disebutkan di atas sudah lebih dari cukup.
BAB IV
PETUNJUK UMUM PELAKSANAAN SENAM
POCO-POCO
A.
Pengertian Kebugaran
Jasmani
1.
Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk
melaksanakan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih
memiliki cadangan tenaga untuk melaksanakan kegiatan itu.
2.
Komponen Dasar
Untuk
memperoleh kebugaran jasmani yang baik, kita harus melatih komponen dasar
kebugaran jasmani yang terdiri atas :
Ketahanan jantung, peredaran darah dan
pernafasan
Ketahanan otot
Kekuatan otot
Kelenturan
|
A.
Persiapan
Sebelum melaksanakan aerobik untuk
pertama kali, dianjurkan memeriksa kesehatan kepada dokter bagi mereka yang :
Berusia 35 tahun ke atas dan belum pernah melakukan olah raga
secara teratur.
Berusia di bawah 35
tahun, tetapi mempunyai keluhan kesehatan.
Apabila
pada malam hari sebelum melakukan senam aerobik tidak cukup tidur (kurang dari
4jam), sebaiknya latihan ditunda atau intensitas latihan dikurangi. Bagi mereka
yang sedang sakit, suhu badannya naik sebaiknya latihan ditunda.
B.
Takaran
Untuk
meningkatkan kebugaran jasmani dan mempertahankannya, latihan olah raga harus
dilakukan secara teratur dengan takaran yang cukup, demikian pula halnya dengan
latihan aerobik.
Adapun
takaran-takaran yang perlu diperhatikan meliputi :
1.
Intensitas Latihan
Yang dimaksud
intensitas latihan adalah suatu dosis latihan yang harus dilakukan oleh
seseorang menurut program yang dilakukan.Intensitas yang baik dilakukan adalah
60% sampai 80% dari denyut nadi
maksimal, bahkan untuk atlet yang terlatih dapat sampai 90% dari denyut
maksimal.Rumus denyut nadi maksimal adalah 220 dikurangi usia.
2.
Lamanya Latihan
Lama latihan berbanding terbalik dengan
intensitas latihan. Beban yang lebih berat memerlukan waktu yang lebih sedikit
dari beban yang ringan. Lama latihan yang baik dalam arti tidak terlalu berat,
antara 15-25 menit di dalam daerah latihan.Dosis latihan tergantung berat dan
ringan latihan tersebut. Makin berat latihan maka makin singkat waktu latihan
tersebut, sedangkan latihan ringan membutuhkan waktu yang sangat lama. Beban
latihan dapat diukur dengan menghitung denyut nadi.Suatu latihan akan
bermanfaat dengan baik jika dilakukan dengan waktu yang tepat. Latihan yang
terlalu pendek waktunya atau terlalu lama waktunya kurang efektif.
3.
Frekuensi Latihan
Yang dimaksud frekuensi latihan
adalah beberapa kali seseorang melakukan latihan intensif dalam waktu satu minggu.
Frekuensi latihan bergantung pada sifat olah raga yang dilakukan, frekuensi latihan 3-4 perminggu untuk daya tahan adalah cukup efektif. Sedangkan untuk meningkatkan kapasitas aerobik frekuensi 3 kali seminggu cukup efektif. Makin banyak frekuensi latihan daya tahan setiap minggu semakin cepat pula hasil peningkatan kapasitas daya tahan orang tersebut, namun demikian agar di dalam menentukan frekuensi latihan benar – benar memperhatikan batas kemampuan seseorang karena bagaimanapun juga tubuh seseorang tidak dapat beradaptasi lebih cepat dari batas kemampuannya.Apabila frekuensi latihan dilakukan berlebihan, akibatnya bukan percepatan kenaikan kapasitas daya tahan yang dicapai, tetapi dapat mengakibatkan sakit.
Frekuensi latihan bergantung pada sifat olah raga yang dilakukan, frekuensi latihan 3-4 perminggu untuk daya tahan adalah cukup efektif. Sedangkan untuk meningkatkan kapasitas aerobik frekuensi 3 kali seminggu cukup efektif. Makin banyak frekuensi latihan daya tahan setiap minggu semakin cepat pula hasil peningkatan kapasitas daya tahan orang tersebut, namun demikian agar di dalam menentukan frekuensi latihan benar – benar memperhatikan batas kemampuan seseorang karena bagaimanapun juga tubuh seseorang tidak dapat beradaptasi lebih cepat dari batas kemampuannya.Apabila frekuensi latihan dilakukan berlebihan, akibatnya bukan percepatan kenaikan kapasitas daya tahan yang dicapai, tetapi dapat mengakibatkan sakit.
C.
Gejala Fisik
Sesak nafas pada menit-menit pertama
latihan berarti
pemanasan tidak cukup.
pemanasan tidak cukup.
Bila merasa mual muntah-muntah, mata
berkunang-kunang, kepala pusing, dada terasa sakit dan berdebar-debar, sehari
setelah latihan masih terasa lelah berarti takaran latihan terlalu besar.
Bila setelah latihan merasa sukar
tidur, berarti takaran latihan terlalu besar atau waktu latihan terlalu dekat
dengan waktu tidur (kurang dari 3 jam).
D.
Makanan dan Minuman
Dua jam menjelang
latihan, makan harus sudah selesai.
Untuk latihan di pagi
hari, dianjurkan tidak makan terlebih dahulu
Sebelum dan sesudah
latihan dianjurkan untuk minum, sedangkan selama latihan diperbolehkan untuk
minum.
Minum sebaiknya
dipilih yang bersuhu kurang lebih 15oC ( jangan minum air hangat)
dan tidak terlalu manis.
E. Perlengkapan Latihan
Pakaian hendaknya
tidak terlalu ketat sehingga mengganggu pernafasan dan terbuat dari bahan yang
mudah menyerap keringat.
Wanita dianjurkan memakai beha olah raga
dengan ukuran yang benar.
Perlengkapan perlindungan seperti pelindung
lutut (kneedecker), pelindung tumit (ankledecker) bisa dipakai sesuai
kebutuhan.
Pakailah sepatu untuk senam aerobik atau
sepatu olah raga yang benar.
F. Waktu Latihan
Latihan pada dasarnya
dilakukan setiap saat.
Khusus di daerah
tropis, suhu yang terlalu tinggi hendaknya dihindari.
Pagi sebelum jam
10.00 WIB.
Sore setelah jam
15.00 WIB.
Mendekati waktu tidur
sebaiknya tidak melakukan latihan yang terlalu berat (3 jam sebelum tidur,
latihan harus sudah selesai).
G. Penggunaan Obat-Obatan
Obat-obatan yang diperlukan untuk menjaga
kesehatan hendaknya diminum/dimakan sesuai dengan petunjuk dokter.
Bahan-bahan yang diperkirakan mempengaruhi
kerja tubuh (jamu, obat kuat dan sebagainya) bila diperlukan sebaiknya
dimakan/diminum sesudah latihan.
TABEL ZONA LATIHAN
Tabel
ini menunjukkan tingkat terangsangnya sistem kardio respirasi akibat latihan
yang dilakukan.
Umur
|
Zona Latihan (Denyut Nadi / Menit)
|
|||
1
|
70% s/d 85% Dari Denyut Nadi Maksimal
|
|||
15
|
143
|
Sampai
|
174
|
|
16
|
143
|
173
|
||
17
|
143
|
172
|
||
18
|
141
|
172
|
||
19
|
141
|
171
|
||
20
|
140
|
170
|
||
21
|
139
|
169
|
||
22
|
139
|
168
|
||
23
|
138
|
167
|
||
24
|
137
|
167
|
||
25
|
136
|
166
|
||
26
|
136
|
165
|
||
27
|
135
|
164
|
||
28
|
134
|
163
|
||
29
|
134
|
162
|
||
30
|
133
|
161
|
||
31
|
132
|
160
|
||
32
|
132
|
136
|
||
33
|
131
|
159
|
||
34
|
130
|
158
|
||
35
|
129
|
157
|
||
36
|
129
|
155
|
||
37
|
128
|
155
|
||
38
|
127
|
155
|
||
39
|
127
|
154
|
||
40
|
126
|
153
|
||
41
|
125
|
152
|
||
42
|
125
|
151
|
||
43
|
124
|
150
|
||
44
|
123
|
150
|
||
45
|
122
|
149
|
||
46
|
122
|
148
|
||
47
|
121
|
146
|
Umur
|
Zona Latihan (Denyut Nadi / Menit)
|
|||
70% s/d 85% Dari Denyut Nadi Maksimal
|
||||
48
|
120
|
Sampai
|
146
|
|
49
|
120
|
145
|
||
50
|
119
|
144
|
||
51
|
118
|
143
|
||
52
|
118
|
143
|
||
53
|
117
|
142
|
||
54
|
119
|
141
|
||
55
|
115
|
140
|
||
56
|
115
|
139
|
||
57
|
114
|
138
|
||
58
|
113
|
138
|
||
59
|
113
|
137
|
||
60
|
112
|
136
|
||
61
|
111
|
135
|
||
62
|
111
|
134
|
||
63
|
110
|
133
|
||
64
|
109
|
133
|
||
65
|
108
|
132
|
||
66
|
108
|
131
|
||
67
|
107
|
130
|
||
68
|
106
|
129
|
||
69
|
106
|
128
|
||
70
|
105
|
127
|
||
71
|
104
|
127
|
||
72
|
104
|
126
|
||
73
|
103
|
125
|
||
74
|
101
|
124
|
||
75
|
101
|
123
|
||
BAB V
DIET, NUTRISI
DAN PENAMPILAN OLAH RAGA
A.
Pendahuluan
Nutrisi
adalah ilmu pengetahuan tentang makanan dan hubungannya dengan kesehatan dan
aktivitas fisik. Untuk mencapai kesehatan dan kebugaran fisik yang optimum,
mampu bertahan terhadap latihan yang keras dan mampu mencapai penampilan dalam
kompetisi secara baik, seorang atlet harus memperoleh nutrisi yang tepat. Pada
beberapa puluh tahun belakangan ini sering dikemukakan berulang-ulang bahwa
daya kerja fisik pada rata-rata orang dapat ditingkatkan secara nyata dengan
pemberian diet khusus atau penambahan diet khusus, pada diet dengan cara
demikian peningkatan penampilan pada atlet yang berlatih dalam penampilan olah
raga akan lebih besar lagi. Namun dari suatu diet yang seimbang sudah cukup
bagi seorang atlet untuk mencapai penampilan yang optimal.
Walaupun nutrisi yang tepat belum dapat menjamin penampilan dalam olah raga, namun nutrisi yang tidak tepat sudah pasti mempunyai pengaruh yang buruk terhadap penampilan dalam olah raga, yang menyebabkan seorang atlet tidak dapat menggunakan secara penuh potensinya, yang didapat melalui latihan-latihan yang benar dan dari bakat-bakat yang diturunkan kepadanya. Nutrisi yang benar berarti mengkonsumsi makanan dan cairan yang memadai secara cukup akan memberikan :
Walaupun nutrisi yang tepat belum dapat menjamin penampilan dalam olah raga, namun nutrisi yang tidak tepat sudah pasti mempunyai pengaruh yang buruk terhadap penampilan dalam olah raga, yang menyebabkan seorang atlet tidak dapat menggunakan secara penuh potensinya, yang didapat melalui latihan-latihan yang benar dan dari bakat-bakat yang diturunkan kepadanya. Nutrisi yang benar berarti mengkonsumsi makanan dan cairan yang memadai secara cukup akan memberikan :
a.
Bahan bakar ( misalnya karbohidrat ) untuk energi.
b.
Bahan-bahan (misalnya protein ) untuk membangun, memelihara
dan memperbaiki semua jaringan tubuh
c.
Bahan-bahan ( misalnya vitamin dan mineral ) yang membantu
proses-proses metabolisme
d.
Air, suatu medium cairan untuk kebanyakan proses-proses
metabolisme.
Karbohidrat
dan lemak merupakan bahan gizi utama untuk menghasilkan energi utama bagi
tubuh. Dalam nutrisi, energi dinyatakan dalam kilokalori ( kkal ) atau
kilojoule ( KJ ).
( 1 kilokalori = energi yang diperlukan untuk menaikan temperatur dari 1 kilogram air sebesar 1oC ).
( 1 kilokalori = energi yang diperlukan untuk menaikan temperatur dari 1 kilogram air sebesar 1oC ).
Prinsip-prinsip
dasar nutrisi berikut ini berlaku baik bagi para atlet maupun bukan atlet :
1.
Kebutuhan energi total untuk sehari =
kebutuhan energi metabolik basal untuk sehari + kebutuhan energi tambahan untuk aktivitas fisik dalam sehari.
kebutuhan energi metabolik basal untuk sehari + kebutuhan energi tambahan untuk aktivitas fisik dalam sehari.
2.
Dari kebutuhan nutrisi total sehari, kira-kira 50% sampai
55% sebaiknya dari karbohidrat, 25% sampai 35% dari lemak dan 10% sampai 15%
protein.
Kebutuhan energi metabolisme basal dari seseorang kurang
lebih 1000 sampai 2000 kilokalori dan bergantung pada :
1.
Jenis kelamin : kebutuhan energi metabolisme basal dari pria
biasanya 25% lebih tinggi daripada wanita.
2.
Ukuran dan bentuk tubuh : makin besar atau tinggi, makin besar
kebutuhannya.
3.
Kecepatan metabolisme basal : makin tinggi kecepatan
metabolisme basal ( misalnya pada tiroksikosis ), makin tinggi kebutuhan
energi.
4.
Umur : makin muda seseorang, makin tinggi kebutuhan energi.
5.
Kondisi cuaca : makin ekstrim cuaca, makin tinggi kebutuhan
energi.
Kebutuhan
tambahan energi untuk aktifitas fisik jauh lebih tinggi pada para atlet (
kurang lebih 1000 sampai 4000 kalori ) daripada mereka yang tidak aktif (
kurang lebih 500 sampai 1000 kilokalori ) dan bergantung pada :
1.
Aktifitas yang melibatkan kelompok otot kecil, atau sedang
atau otot besar dan apakah aktivitasnya terputus-putus atau terus-menerus.
2.
Intensitas ringan, sedang atau berat.
3.
Lamanya yaitu pendek atau panjang.
4.
Frekuensi : sekali atau beberapa kali saja.
Tabel 1 : Perkiraan kebutuhan energi harian total
dari para
atlet dari cabang olah raga atau kelompok aktivitas
yang berlainan.
atlet dari cabang olah raga atau kelompok aktivitas
yang berlainan.
Kilokalori perhari
|
Kilokalori
|
||||
per hari per kg
|
|||||
berat badan
|
|||||
Kelompok
aktivitas
|
Pria
|
Wanita
|
Pria
|
Wanita
|
|
atau
olah raga
|
|||||
Terutama
aerobik
|
3000 - 5000
|
2500-4500
|
55-56
|
50-60
|
|
Misalnya
|
|||||
pertandingan
seperti
|
|||||
lari
bersepeda
|
|||||
dan
berenang jarak
|
|||||
Jauh
|
|||||
Terutama
anaerobik
|
3000-6000
|
2500-4500
|
50-55
|
45-50
|
|
Misalnya
|
|||||
pertandingan
seperti
|
|||||
lari
jarak pendek,
|
|||||
lempar,
angkat berat
|
|||||
dan
senam
|
|||||
Pertandingan
|
2500-3500
|
2000-3000
|
45-50
|
40-45
|
|
pertandingan
|
|||||
dengan
sedikit usaha otot,
|
|||||
seperti
bowling, catur, goll
|
|||||
dan
balap motor
|
Presentasi
lemak untuk seseorang bukan atlet ialah antara 16 sampai 20% pada pria dan 20 –
25% pada wanita. Tetapi atlet-atlet tingkat puncak yang berkompetisi mempunya
presentasi lemak kurang dari 10% untuk pria dan kurang dari 15% untuk wanita
suatu defisit dalam pemasukan kalori (yaitu kalori yang masuk kurang daripada
yang dibakar) akan mengurangi berat badan dan presentase lemak badan.
Latihan-latihan berat tanpa adanya defisit pemasukan kalori juga akan
menyebabkan turunnya presentasi lemak badan, tetapi tidak akan menyebabkan
turunnya berat badan. Bahkan kemungkinan berat badan justru bertambah, bila
terjadi penambahan masa otot yang berarti.
B. Karbohidrat dan Lemak
Karbohidrat
dan lemak merupakan bahan bakar utama yang menghasilkan energi untuk otot yang
sedang bekerja. Selama persediaan energi
karbohidrat dan lemak mencukupi, persentase energi yang berasal dari
protein biasanya kurang dari 4%. Persentase penggunaan karbohidrat dan lemak
dalam metabolisme energi bergantung pada :
·
Jenis dari pekerjaan otot : Ringan, sedang atau berat
(terutama dalam kaitannya dengan tenaga aerobik maksimum dari otot yang
bekerja); sebentar atau lama; terpututs-putus atau terus-menerus.
·
Macam dari diet : tinggi atau rendah dalam karbohidrat dan
lemak.
·
Terlatih atau tidaknya : tidak terlatih, terlatih secara
lumayan atau terlatih dengan baik terutama dalam kaitannya dengan kebugaran
aerobik ( ketahanan kardio-respirator ).
·
Tingkat kesehatan : penyakit-penyakit tertentu seperti diabetes
mengganggu pemilihan secara normal dari bahan bakar.
C.
Jenis Dari Pekerjaan
Otot
Pada waktu istirahat dan pada waktu otot bekerja secara
aerobik secara ringan sampai sedang, bila kebutuhan oksigen mencukupi, baik
karbohidrat maupun lemak ikut serta memberikan energi (peranan akan lebih besar
bila kadar glukosa rendah seperti dalam keadaan puasa).
Tabel 2 : Ringkasan dari
peranan pemberian energi dari
lemak dan karbohidrat (KHO) pada berbagai jenis
pekerjaan otot.
lemak dan karbohidrat (KHO) pada berbagai jenis
pekerjaan otot.
Deskripsi
dari pekerjaan
|
Perkiraan
% dari
|
|||||
Otot
yang terlibat
|
Konstribusi
energi
|
|||||
Jenis
|
Perkiraan
|
Intensitas
|
Perkiraan
|
Lemak
|
KHO
|
|
aktivitas
%
|
VO,
Max
|
DJM
|
Waktu
|
|||
Aktivitas
aerobik ringan sampai sedang
|
<
50%
|
<
70%
|
<
1 jam
|
50
- 70%
|
25
- 50%
|
|
Aktivitas
aerobik ringan sampai berat
|
50
- 60%
|
70
- 80%
|
>
1 jam
|
>
75 %
|
<
25%
|
|
Aktivitas
aerobik sangat berat mendekati maksimum atau maksimum
|
60
- 90%
|
80
- 95%
|
>
1 jam
|
<
10%
|
>
90%
|
|
Aktivitas
anaerobik sangat berat mendekati maksimum atau maksimum
|
>
90%
|
>
95%
|
Beberapa detik atau menit
|
<
110%
|
>
90%
|
|
Keterangan:
VO, Max = Uptake Oksigen Maksimum
DJM = Denyut Jantung
Maksimum
D.
Jenis diet
Suatu diet yang kaya akan karbohidrat mendorong partisipasi
yang lebih tinggi dari karbohidrat dalam metabolisme. Lagi pula jumlah
karbohidrat dalam diet, dan bukan lemak, menentukan apakah bahan bakar yang
dipilih ialah asam lemak atau glukosa. Sebab pemasukan karbohidrat yang tinggi
menyebabkan kadar glukosa darah meningkat dan pembentukan hormon insulin juga
meningkat ini menghambat mobilisasi asam lemak dan mengurangi tersedianya asam
lemak bebas dan menghindarkan partisipasi lemak dalam metabolisme energi.
Beberapa hal yang perlu dicatat mengenai efektivitas dari
diet dengan kompetisi super :
1.
Perbaikan penampilan memang terlihat, tetapi terbatas
terutama pada perlombaan ketahanan yang berlangsung lebih dari 1 jam . Ini
disebabkan karena diet tadi tidak membuat atlet mampu lari, berenang atau
bersepeda lebih cepat, tetapi memungkinkan ia untuk mempertahankan kecepatan
puncaknya yang normal dalam waktu yang lebih lama dan biasa, yang pada
perlombaan ketahanan biasanya sekitar 1 jam. Lagi pula perbaikan-perbaikan
demikian tidak selalu dapat diulang.
2.
Untuk perlombaan yang lebih singkat (misalnya lari jarak
pendek, senam, angkat besi) dan bagi mereka yang harus mengangkat seluruh berat
tubuhnya (misalnya pelompat tinggi), tidak terlihat adanya perbaikan dengan
diet demikian malahan atlet-atlet ini akan menunjukkan kemunduran
penampilannya. Hal ini terutama disebabkan karena pertambahan berat sekitar 2
kg dari glikogen dan air yang harus menyertainya. (untuk setiap gram glikogen dalam tubuh harus diikuti 2,7 gram air yang
disimpan bersama dengan glikogen).
3.
Beberapa atlet mengeluh tentang rasa tidak enak dan nyeri
disebabkan bengkaknya otot, karena penambahan glikogen dan air.
4.
Latihan normal selama
tahap diet rendah karbohidrat, mungkin berlangsung kurang baik karena
penggunaan energi secara tidak efisien berhubung tidak cukupnya karbohidrat.
Oleh sebab itu, pendapat terakhir mengenai diet pengisian karbohidrat secara
melewat batas ini ialah mencoba menghilangkan tahap diet karbohidrat rendah,
walaupun mengakibatkan agak menurunnya tambahan simpanan glikogen.
5.
Kurang enaknya diet demikian
juga membuatnya kurang menarik bagi para atlet.
6.
Pada atlet-atlet yang lebih tua menggunakan diet ini, dapat
menimbulkan kelainan-kelainan pada elekrokardiogram (EKG) dan nyeri dada yang
bersumber dari jantung (angina pektoris). Juga tidak dapat dikesampingkan
kemungkinan terjadinya gangguan hati dan ginjal dan keadaan-keadaan seperti
gout (asam urat darah yang tinggi) karena seringnya penggunaan dari diet
demikian.
7.
Suatu keuntungan dari penambahan kadar air ialah pada
perlombaan ketahanan, dimana glikogen digunakan sebagai energi, air akan
menjadi bebas dan membantu mengganti air
yang berkurang karena berkeringat dan
pernapasan.
Karena alasan-alasan
diatas, diet pengisian karbohidrat yang melewati batas ini tidak boleh
digunakan pada semua orang dan juga tidak boleh diletakan harapan yang terlalu
tinggi pada diet ini.
E . Tingkat terlatihnya seorang atlet
Makin
besar kapasitas aerobik maksimum dari seorang atlet makin memadai persediaan
oksigen dan dengan demikian presentase kontribusi lemak dalam metabolisme energi pada suatu beban kerja juga lebih tinggi. Terutama pada
pekerjaan otot intensitasnya sedang dan berlangsung lama (lebih dari satu jam ), lebih menguntungkan untuk menggunakan
lemak sebagai sumber energi otot, karena simpanan lemak jauh lebih besar dari
pada simpanan lemak pada seorang dewasa yang bergizi baik dapat berkisar antara
100.000 kilokalori (400 mega joule) atau lebih, sedangkan simpanan karbohidrat
hanya berjumlah sekitar 1800–2000 kilokalori. Kalori yang tersedia dalam
adenosin trifosfat (ATP) dan fosfokreatin (FK), dua senyawa fosfat yang
berenergi tinggi yang ditemukan dalam sel, hanya cukup untuk pekerjaan fisik
berat kurang dari 1 menit.
Susunan
saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, mempunyai sangat
sedikit simpanan likogen dan hampir semata-mata bergantung pada gula darah
untuk sumber energinya. Gula darah terutama didapat dari simpanan karbohidrat
tubuh.
Walaupun pekerjaan intelektual tampaknya tidak
meningkatkan penggunaan oksigen secara keseluruhan, tetapi mungkin penggunaan
energi oleh susunan saraf pada waktu pengerahan tenaga fisik sangat meningkat
karena tambahannya secara cepat lalu lintas impuls saraf dan kecepatan yang
bertambah dari aktifitas- aktifitas lain (misalnya pompa natrium). Defisiensi
dari persediaan gula darah, karena berkurangnya simpanan karbohidrat, dapat
menyebabkan berkurangnya fungsi susunan saraf
pusat (disorientasi, gangguan koordinasi dan kelesuan) pada para atlet
pada waktu pengerahan tenaga fisik yang berat.
F.Protein
Salah
satu isapan jempol yang paling sulit dihilangkan tentang nutrisi olahraga ialah
kepercayaan bahwa protein dalam jumlah tinggi diperlukan untuk penampilan yang baik. Sering kali atlet
yang memakan protein dalam jumlah besar, terutama daging sapi, untuk
perlombaan-perlombaan yang terutama memerlukan kekuatan, karena mereka percaya
bahwa hal tersebut akan membuat mereka “kuat seperti sapi jantan”. Kalau saja
mereka sadar, bahwa sapi jantan yang kuat pun akan tetap hidup dengan semata-mata makan rumput, yang
kadar proteinnya lebih rendah dari diet normal dari semua orang. Lagi pula,
seperti telah dikemukakan sebelumnya, protein tidak banyak digunakan sebagai
bahan bakar untuk energi, selama persediaan energi dari karbohidrat dan lemak
mencukupi.
Protein
diperlukan untuk membangun, mempertahankan dan memperbaiki jaringan-jaringan
tubuh. Seorang atlet yang terlibat dalam
latihan-latihan dan kompetisi berat, terutama bila ia seorang anak
remaja yang masih tumbuh dan membesarkan otot-ototnya melalui suatu latihan
baban dengan tahanan tinggi, pasti memerlukan protein lebih banyak daripada
seseorang bukan atlet.
Suatu
pemasukan protein yang berlebihan menyebabkan hati dan ginjal bekerja lebih
berat, karena harus memecahkan dan mengeluarkan protein yang berlebihan. Ini
disebabkan karena protein tidak seperti karbohidrat dan lemak, tidak dapat
disimpan dalam jumlah yang cukup besar di dalam tubuh dan kelebihannya harus
dikeluarkan dari tubuh melalui urin dan
tinja.
Protein
yang berlebihan bagi atlet tidak berguna dan bahkan dapat merugikan penampilan, terutama pada perlombaan
ketahanan. Juga bertambah kemungkinan terjadinya gangguan hati dan ginjal.
Pemasukan protein yang berlebihan
biasanya mahal, menghilangkan bahan bakar untuk energi yang lebih
efisien bagi atletnya (seperti karbohidrat dan lemak) dan mendorong terjadinya
dehidrasi, hilangnya nafsu makan dan dapat menyebabkan diare.
Penggunaan
secara berulang-ulang dari steroid anabolik dengan dosis sangat tinggi dan diet
protein telah terbukti dapat menambah semakin besarnya otot, kekuatan dan
tenaganya. Namun demikian penggunaanya tidak dianjurkan dan dikutuk oleh
komunitas olah raga internasional karena kemungkinannya menyebabkan gangguan
kesehatan yang mungkin timbul ialah kerusakan dan penyakit hati, kemandulan
pada pria dan wanita, menjadi kelaki-lakiannya wanita dan bertambah besarnya
kemungkinan untuk mendapat luka lambung karena stres.
G
. Vitamin dan Mineral
Vitamin
dan Mineral tiap harinya hanya diperluakan dalam jumlah yang sangat kecil, juga
pada atlet yang berlatih dengan keras.Setiap tambahan kebutuhan dengan mudah
dapat diatasi dengan pemasukan dari diet yang lebih besar yang seimbang.
tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa pemasukan vitamin dan mineral dalam jumlah yang jauh melampaui kebutuhan yang dianjurkan bagi seorang atlet, dapat meningkatkan penampilan dalam olahraga. Sebaliknya, perhatian yang lebih besar harus ditunjukan terhadap kemungkinan pengaruh yang merugikan dari penggunaan secara berlebihan secara berulang-ulang atau dalam waktu yang cukup lama. Dari jenis vitamin yang beraneka macam, 3 diantaranya (C,E, dan B kompleks) yang menarik perhatian dalam nutrisi olah raga.
tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa pemasukan vitamin dan mineral dalam jumlah yang jauh melampaui kebutuhan yang dianjurkan bagi seorang atlet, dapat meningkatkan penampilan dalam olahraga. Sebaliknya, perhatian yang lebih besar harus ditunjukan terhadap kemungkinan pengaruh yang merugikan dari penggunaan secara berlebihan secara berulang-ulang atau dalam waktu yang cukup lama. Dari jenis vitamin yang beraneka macam, 3 diantaranya (C,E, dan B kompleks) yang menarik perhatian dalam nutrisi olah raga.
H
. Vitamin C ( asam askorbik)
Vitamin
C diperlukan untuk pertumbuhan normal dari jaringan ikat, penggunaan optimal dari
besi dan menghambat rapuhnya pembulu darah kapiler. Sejumlah atlet yang sukses
telah menambah pemasukan harian vitamin C dari 40 – 60 mg pada waktu
latihan-latihan berat dan kompetisi, tanpa akibat yang merugikan. Pemasukan
yang berlebihan sampai beberapa ribu mg vitamin C sehari dapat berakibat buruk
pada fungsi ekskresi dari ginjal (misalnya timbul batu ginjal ).
I . Vitamin E
Defisiensi
dari vitamin E dapat menyebabkan
hipotrofi dari otot (mengkerut dan fungsinya menurun) dan daya tahan
terhadap anaerobik berkurang. Vitamin E juga dikatakan mempunyai pengaruh baik
pada pengobatan penyakit jantung. Walaupun demikian telah dibuktikan bahwa
penggunaan vitamin E secara berlebihan tidak meningkatkan penampilan dalam olah
raga
J
. Vitamin B kompleks
Pada
penderita-penderita dengan asidosis karena diabetes dan penyakit jantung yang
berat, pemberian vitamin B kompleks secara intravena mempunyai pengaruh yang
positif, bila diberikan kepada mereka yang kekurangan akan vitamin ini,
membantu mengembalikan energi dan vitalitas yang hilang.
K. Mineral
Diantara
berbagai jenis mineral yang dibutuhkan
tubuh agar proses-proses metaboliknya
dapat berfungsi dengan efisien, yang paling banyak menarik perhatian dalam
nutrisi olah raga ialah besi, natrium, dan kalium, hanya mineral-mineral ini
yang akan diuraikan secara singkat. Mineral lain yang mungkin penting dalam
olahraga ialah magnesium.
H.
Besi
Besi
merupakan mineral yang terutama sekali
penting dalam olah raga, karena ia merupakan komponen esensial dari hemoglobin, pembawa oksigen utama di
dalam darah. Defisiensi dari besi umumnya berakibat berkurangnya kemampuan
mengangkut oksigen dan berkurangnya kemampuan ketahanan
kardio-respirator.Pemasukan tablet besi secara berlebihan sering kali
menimbulkan kontipasi atau kadang-kadang diare. Lagi pula pemasukkan besi secara berlebihan dalam waktu lama akan
menyebabkan penimbunan besi secara abnormal dan merugikan di
dalam hati dan organ organ dan jaringan
lain.
M.
Natrium dan Kalium
Keduanya penting untuk proses metabolik (misalnya
pompa natrium) pada waktu kontraksi
otot. Bila mengalami defisiensi akan terjadi penurunan efisiensi dari pekerjaan otot. Natrium dan sedikit banyak juga kalium, secara normal keluar dari tubuh
melalui keringat yang berlebihan. Oleh karena itu para atlet yang banyak mengeluarkan keringat harus
menjaga agar kehilangan mineral tadi diganti secara memadai.Untuk mengganti
garam yang hilang, biasanya cukup dengan menambahkan garam dapur (yang biasanya
mengandung natrium maupun kalium) atau kecap pada diet yang seimbang. Bila
diperlukan untuk mengganti kalium dan natrium secara cepat dengan jalan oral,
dianjurkan untuk menggunakan minuman encer yang dingin yang mengandung kurang
dari 10 mEq/liter natrium dan 5 mEq/liter kalium. Kecuali pada keadaan-keadaan
yang tidak lazim, penggunaan tablet garam tidak dianjurkan karena kurang
efektif mengingat absorpsinya lebih lambat dan risiko terjadinya intasi lambung
dan tukak lambung cukup besar.
N. AIR
Walaupun air tidak
mengandung energi dan tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan energi dari
tubuh, air merupakan bahan gizi yang sangat esensial. Ini disebabkan karena 50%
sampai 70% dari tubuh terdiri dari air yang merupakan medium cair dimana
proses-proses metabolik tubuh terjadi.Suatu defisit air sebesar 1% berat badan
saja terbukti menurunkan toleransi secara bermakna terhadap pekerjaan fisik
yang berat, juga pada atlet-atlet yang terlatih baik, bugar dan telah
beraklimatisasi dengan baik. Pada perlombaan ketahanan (lari dan bersepeda
jarak jauh) dalam keadaan yang kurang baik dapat menimbulkan suatu defisit air
sebanyak 3% sampai 10 % atau lebih dari
berat badan.
Pengaruh buruk sebagai akibat
kekurangan air adalah :
· Penampilan yang
sangat menurun.
· Suatu risiko yang
lebih besar akan terjadinya problem
stres karena panas (misalnya sengatan panas, payah
panas dan kram karena panas.
stres karena panas (misalnya sengatan panas, payah
panas dan kram karena panas.
· Hipertermia atau
kenaikan suhu tubuh yang abnormal.
· Efisiensi berkeringat
yang menurun.
· Beban yang berbahaya
terhadap sistem kardiovaskuler
dan peredaran darah.
dan peredaran darah.
· Meningkatnya risiko
gangguan sistem saraf pusat,
seperti disorientasi, kebingungan dan kelesuan.
seperti disorientasi, kebingungan dan kelesuan.
Oleh karena itu untuk mencegah problem-problem stres
karena panas yang disebabkan karena defisit air pada perlombaan ketahanan
yang berlangsung lama seperti lari jarak jauh, American College of Sport
Medicine menganjurkan konsumsi yang bebas dari cairan dengan konsentrasi
rendah glukosa (<25 mg/liter), natrium (<10 mEq/liter) dan kalium
(<5 mEq/liter).
|
Walaupun suatu
penelitian menyimpulkan bahwa penggantian elektrolit yang hilang bersama
keringat pada aktivitas-aktivitas yang berlangsung lama, seperti maraton, tidak
perlu, namun semua peneliti sepakat bahwa penggantian air adalah perlu.
O. Kebutuhan Nutrisi dan Rencana Diet yang
Dianjurkan untuk Para Atlet
Untuk
semua atlet yang sedang berlatih, jumlah yang diperlukan dari karbohidrat,
protein dan lemak biasanya dapat dipenuhi melalui rencana diet 3xCPL-321,
dimana:
· 3x berarti paling tidak makan tiga kali sehari
(pagi, siang dan malam) dan CPL-321 berarti masing-masing makanan tadi harus
mengandung 3 bagian makan yang kaya akan karbohidrat, 2 bagian makan yang kaya
akan protein dan 1 bagian makan yang kaya akan lemak. Walaupun perbandingan
CPL-321 yang dianjurkan ini tampaknya berbeda dengan diet yang seimbang terdiri
dari 50%-55% karbohidrat, 10%-15% protein, dan 25%-35% lemak, adalah sebenarnya
sama karena lemak mengandung lebih banyak kalori per gram (9,3 kilokalori)
dibandingkan dengan protein dan karbohidrat (4,1 kilokalori). Lagi pula semua
makanan yang kaya akan protein (misalnya daging, tumbuhan polong dan hasil pabrik susu)
mengandung cukup banyak lemak.
· Bagian 3 karbohidrat
sebaiknya terdiri dari :
*Satu bagian besar
dari tepung yang dimasak
(misalnya nasi, mie, roti) yang merupakan
mayoritas dari karbohidrat yang diperlukan
untuk kebutuhan energi.
(misalnya nasi, mie, roti) yang merupakan
mayoritas dari karbohidrat yang diperlukan
untuk kebutuhan energi.
*Satu bagian besar
dari buah-buahan segar dan
sayuran yang sedikit saja dimasak sehingga
vitamin dan mineralnya tidak rusak.
sayuran yang sedikit saja dimasak sehingga
vitamin dan mineralnya tidak rusak.
*Satu bagian kecil
dari gula karbohidrat
(misalnya, selai, gula, madu) untuk memaniskan
makan, sehingga disenangi kebanyakan orang
dan memberikan energi yang mudah dipakai.
(misalnya, selai, gula, madu) untuk memaniskan
makan, sehingga disenangi kebanyakan orang
dan memberikan energi yang mudah dipakai.
· Kedua bagian protein sebaiknya
berupa :
*Satu bagian yang agak besar dari bahan
makanan protein yang berasal dari bahan
binatang atau bahan dari pabrik susu (misalnya daging, ikan telur, susu, keju dan , yogurt), yang mengandung semua asam amino yang dibutuhkan dan sejumlah vitamin dan mineral.
binatang atau bahan dari pabrik susu (misalnya daging, ikan telur, susu, keju dan , yogurt), yang mengandung semua asam amino yang dibutuhkan dan sejumlah vitamin dan mineral.
*Satu bahan yang lebih
kecil dari bahan makanan protein yang berasal dari tumbuh tumbuhan (misalnya
tumbuhan polong, buncis, biji-bijian) yang biasanya lebih murah, tetapibukan
sumber lengkap dari protein dan asa m
amino.
· Satu bagian dari
lemaik sebaiknya setengah dari binatang dan setengah dari vitamin-vitamin yang
larut dalam lemak A, D, E dan K secara memadai dan mengurangi risiko terjadinya
pembuluh darah jantung yang menyempit yang ada kaitannya dengan diet yang
banyak mengandung lemak yang berasal dari binatang.
Tujuan praktis dari
nutrisi makanan di atas juga harus :
ÏBervariasi : diet dari berbagai macam daging,
sayur-sayuran, buah-buahan, karbohidrat dan lemak akan lebih memenuhi selera
dan bergizi, karena kandungan bahan gizi esensial (misalnya vitamin, mineral
dan asam amino) bervariasi pada masing-masing jenis makanan.
Ï Memenuhi
selera : dipilih suatu diet yang bervariasi, dengan diberi bahan-bahan
tambahan yang tidak beracun dan tidak mempunyai pengaruh yang merugikan pada latihan dan penampilan.
ÏSealamiah dan sesegar mungkin : makanan yang bersih, alamiah dan segar lebih
bergizi daripada makanan yang diawetkan dan dicampuri bahan tambahan karena
makanan yang alamiah dan segar biasanya tetap mempertahankan bahan – bahan gizi
esensial, sedangkan makanan yang diawetkan biasanya telah berubah.
ÏCairan yang memadai :
penggantian
atau pemasukan cairan, terutama air perlu untuk kesehatan dan penampilan yang optimal. Dengan demikian
diusahakan agar setiap hari jumlah cairan yang dikonsumsi harus lebih dari
sekedar untuk menghilangkan rasa haus saja. Hal ini penting bagi atlet yang
banyak kehilangan air melalui keringan pada waktu berlatuih atau berkompetisi.
P. Persiapan Diet Sebelum Kompetisi
Jenis diet dan kebutuhan bahan gizi untuk atlet sebagai
persiapan kompetisi penting untuk dibedakan antar perlombaan yang berlangsung
amat singkat dan perlombaan ketahanan yang berlangsung lama. Dari segi nutrisi,
pada perlombaan ketahanan perlu dibedakan lebih lanjut perlombaan yang
berlangsung kurang dari satu jam, antara satu dan dua jam dan lebih dari dua jam.
Q. Untuk Pelombaan yang berlangsung kurang dari Satu
jam
jam
Pada pengeluaran tenaga fisik yang sangat besar yang
berlangsung beberapa detik sampai beberapa menit, dan perlombaan yang kurang
berat dan berlangsung kurang dari satu jam, simpanan energi dari karbohidrat
dan lemak biasanya mencukupi untuk mengatasi kebutuhan energi.
Dengan demikian, suatu diet khusus, diet yang seimbang dalam jumlah yang mencukupi tidak akan mempunyai pengaruh yang menguntungkan terhadap penampilan.
Dengan demikian, suatu diet khusus, diet yang seimbang dalam jumlah yang mencukupi tidak akan mempunyai pengaruh yang menguntungkan terhadap penampilan.
Sebagai patokan,
makanan terakhir sebelum suatu pekerjaan otot yang berat haruslah paling
sedikit 2,5 jam sebelumnya. Makanan harus agak ringan, tidak boleh mengandung
karbohidrat secara berlebihan karena dapat timbulnya efek insulin, yang
dapat berpengaruh buruk terhadap penampilan,
seperti telah diuraikan sebelumnya. Kecuali bila terjadi kehilangan
keringat yang banyak, tidak pelu diberikan pengganti cairan dan elektrolit
pada perlombaan yang berlangsung singkat ini.
|
R. Perlombaan yang
Berlangsung Satu Sampai Dua jam atau Lebih
Perlombaan demikian biasanya merupakan aktivitas otot aerobik
submaksimum yang mengikut sertakan kelompok otot-otot besar.
Oleh karena itu, energi yang dibutuhkan akan dipenuhi oleh persedian
karbohidrat yang cukup banyak. Hal ini dilakukan untuk mengisi persediaan
glikogen otot, yang akan menguntungkan penampilan.
Terutama pada perlombaan yang berlangsung lebih dari dua jam, harus juga
dikonsumsi 400-500 ml cairan yang mengandung kurang dari 25 mg/ liter glukosa,
10-15 menit selama perlombaan. Hal ini untuk menambah pengeluaran glukosa hati
dan mengganti kehilangan air dan elekrolit melalui keringat yang memang keluar
dalam jumlah besar.Untuk menjamin bahwa persendian glikogen di dalam otot tidak
berkurang sebelum perlombaan, pekerjaan otot
yang berat beberapa hari sebelum perlombaan haruslah dicegah. Juga tidak
dianjurkan untuk terus makan diet karbohidrat tinggi secara teratur.
DAFTAR
PUSTAKA
Bowers RW, Edward LF. 1992. SportPhysiology. Wm. C. Brown Publisher
Coover P. 1993. Aerobic Theory &Practice. Amerika
(USA): The Aerobic & Association of Amerika
Egger G. 1995. The
Fitnees Leader, Exercise Bible: Kanggoro Press Inc
Dinata M. 2003. Pedoman Pelatihan Fitness Centre. Jakarta (ID): Cerdas Jaya
Dinata M. 2005. Lari Jarak Jauh. Jakarta (ID): Cerdas Jaya
Dinata M. 2006. Bola Basket. Jakarta (ID): Cerdas Jaya
Dinata M. 2006. Renang. Jakarta (ID): Cerdas Jaya
Marta D. 2007. Dasar-Dasar Mengajar Sepakbola. Jakarta (ID): Cerdas Jaya
Dinata M. 2016. Latihan Maraton. Jakarta (ID): Cerdas Jaya
Dinata M. 2017. Pengaruh Latihan Lari Terhadap Penurunan Berat Badan.
Jakarta (ID): Cerdas Jaya
Dinata M. 2017. Lemak Tubuh dan Penampilan Olahraga. Jakarta (ID): Cerdas
Jaya
Dinata M. 2017. Model-Model Latihan untuk Meningkatkan VO2 Max dan Daya
Tahan. Jakarta (ID): Cerdas Jaya
Dinata M. 2017. Senam Poco-Poco. Jakarta (ID): Cerdas Jaya
Dinata M. 2017. Overtraining. Jakarta (ID): Cerdas Jaya
Egger G. 1995. The
Fitnees Leader, Exercise Bible: Kanggoro Press Inc
Fan G, Neene. 1992. Aerobic Dance Exercise Instructur
Manual: An Official Publication of The Idea Foundation
Kuntaraf J,
Kuntaraf LK. 1992. Olahraga Sumber Kesehatan. Bandung (ID): Percetakan Advent
Indonesia
Maxine Polley. 1983.
Dance Aerobic Two. Andreson World Books, Inc
Sumosardjuno S.
1984. Kesehatan Olahraga. Jakarta (ID): PT Grafidian Jaya
Komentar
Posting Komentar