Latihan Daya Tahan
LATIHAN DAYA TAHAN
Oleh
Dr. Marta Dinata, M.Pd
Penerbit Cerdas Jaya
Jakarta
2016
PENDAHULUAN
Ketahanan, stamina, atau fitness aerobik adalah atribut yang
diperlukan atlit untuk mempertahankan keadaan semangat selama pertandingan
berjarak jauh dan masih memiliki energi cadangan untuk memproduksi gelombang
persaingan pada akhirnya. Ini juga diakui sebagai hal yang penting untuk pemain
pemain dari bermcam macam cabang olahragakhususnya yang melibatkan berlari (contoh : sepak bola) dan pertandingan
yang lama (contoh: tennis). Kebijaksanaan tua adalah
menyatakan bahwa ketahanan dikembangkan hanya melalui aktivitas ketahanan.
Tetapi sekarang ada kesadaran yang berkembang bahwa intesitas latihan adalah
sepenting durasi, bahwa pelatihan kekuatan memiliki peran penting dalam
mendorong kinerja ketahanan dan lebih lanjut lagi, faktor lain seperti kepercayaan
diri dan bahkan proses berpikir juga memiliki peran pada hasilnya.
Laporan
khusus ini, disediakan untuk anda oleh tim ahli penulis PP, mempertimbangkan
ketahan dari banyak sudut pandang, dari jadwal latihan tiga cara ampuh untuk
menghitung dan mengevaluasi latihan anda,
ada pengondisian kultural. Apakah
anda korban tak disengaja dari ancaman stereotype dari latihan yang terjadi? Apakah olah raga sempurna
yang menaroh partner pada bahaya putus pada psikologi? Apa yang lebih baik, perhatian
atau pengalihan dan dari contoh
dari atlit Kenya menunjuk
pada puncak kinerja 10.000 pada
pengaruh latihan pada jantung? Apakah
ada hubungan antara sakit jantung dengan kerusakan jantung? Kami harap anda menikmati
membaca laporan khusus ini dan dapat menolong
anda untuk berkinerja pada puncaknya pada permainan anda.
BAB I
JADWAL LATIHAN :
TIGA CARA MENGEVALUASI LATIHAN DAN BAGAIMANA PELATIH
MERENCANAKAN LATIHAN
Pelatih
ahli dalam merencanakan jadwal latihan: benar kebanyakan dari yang saya kenal
sangat detil, bahkan matematis pada detil rencana mereka. Secara khas, seorang
pelatih akan merencanakan dan menambah jumlah latihan pada tingkat intesitas
berbeda dan metode yang diperlukan untuk memproduksi program yang ideal pada
atlit tertentu. Variasi
latihan, proses dan pemulihan akan direncanakan dalam atau diantara program
mingguan untuk memaksimalkan efek fitness. Contohnya, pelatih ketahanan akan
merencanakan bagaimana paling baik untuk mengatur lima sesi pada langkah tetap,
sesi tiga interval pada intesitas tinggi, satu hari istirahat penuh, tiga kali
kegiatan pada langkah awal dan satu sesi yang melihat keadaan untuk membuat
minggu latihan paling baik.
Atlit menggunakan diari untuk
mencatat latihan mereka. Biasanya, dari
ini akan terisi detil sesi setiap harinya dan dapat termasuk komentar. Contohnya, lari 30 menit tetap. Rasanya baik. Lari 8x800 m, istirahat 2 menit. Waktu rata rata 2 menit 40
detik. Kaki
serasa sakit. Sebaliknya
dari kerasnya rencana dari pelatih mereka, catatan latihan atlit biasanya
subjektif, kurangnya informasi
khusus yang dapat digunakan untuk menghitung beban latihan pada seisi. Pelatih
akan merencanakan persis ketika sesi latihan sulit, sedang, dan mudah
dilakukan, tetapi atlit tidak mencatat informasi yang dapat digunakan untuk
menentukan apakah hal ini, pada kenyataannya terjadi.
Persepsi
tingakt latihan juga dapat berbeda antara pelatih dan atlit. Contohnya, seorang atlit dapat
menemukan sesi sirkuit
sulit, tapi pelatih dapat beranggapan bahwa hal itu sedang sedang saja dan
menaruhnya pada rencana mingguan sesuai pendapatnya. Hasil dari program mingguan
menjadikan kurangnya unsur pemulihan yang diperlukan untuk memaksimalkan
keuntungan fitness. Untuk
menolong pelatih dan atlit
merencanakan dan kemudian memonitor pengaruh latihan lebih tepat, psikologis
telah mencoba untuk memikirkan metode yang dapat dihitung untuk mencatat beban
latihan. Metode
ini memungkinkan atlit mencatat beban latihan dalam angka dan menjadikan sesi menjadi
dapat dibandingkan secara objektif.
Beban
latihan dapat dijelaskan sebagai tekanan yang diletakkan pada badan sebagai
hasil dari sesi latihan. Hal
ini memiliki efek fitness dan kelelahan, tapi untuk program latihan dapat
menghasilkan fitness yang lebih berkembang, fitness harus lebih dari kelelahan.
Jika beban latihan terlalu berat atau terlalu monoton, atlit tidak akan
mengalami perkembangan optimal. Dalam
artikel ini saya akan menjelaskan tiga metode berbeda untuk menghitung beban
latihan, setiap metode dengan keuntungan dan batasannya. Saya juga mendemonstrasikan
kegunaan potensial Excel dalam menolong pelatih dan atlit merangkum beban
latihannya pada grafik.
Metode dasar TRIMP
Pertama
kali diajukan oleh Bannister et al pada 1975, metode ini sangat sederhana dalam
menghitung apa yang diistilahkan TRaining
IMPulse (TRIMP). TRIMP dijelaskan sebagai volume
latihan x intesitas latihan dan secara spesifik pada latihan ketahanan
sebagaimana metodi ini menggunakan tingkat detak jantung atau zona detak
jantung. Pada awalnya para peneliti menngajukan metode simpe menghitung TRIMP
pada sebuah sesi, seperti berikut:
TRIMP=
Waktu latihan (menit) x rata rata detak jantung (bpm). Contohnya 30 menit pada
145 bpm. TRIMP= 30 x 145=4350.
Metode
ini, melibatkan matematika sederhana, menghasilkan hal besar pada istilah
menghitung dosis latihan aerobik,
dan saya merekomendasikannya pada orang dewasa muda yang berlatih. Untuk orang
dewasa yang ingin mengembangkan fitness cardiovascular dengan cara sesis
latihan sederhana,
seperti menggunakan sepeda indoor terus menerus, atau kelas aerobik, penghitungan ini memberikan
mereka alat pengawasan bagus untuk menganalisa proses mereka dan keikutserataan
latihan.
Latihan
seminggu dapat ditabelka dan dihitung di Excel, seperti yang ditunjukkan pada
tabel 1, di bawah. TRIMP total mingguan dapat digunakan sebagai target untuk tujuan
CV Fitness umum atau untuk mendorong aktivitas yang lebih banyak. Kerugian dari sistem ini
adalah hal ini tidak membedakan antara tingkat yang berbeda pada latihan, di
mana dapat menjadi masalah untuk peserta latihan yang lebih berpengalaman atau
atlit elit. Contohnya 30 menit pada 140 bpm memberikan nilai TRIMP 4.500, dan
juga sama 25 menit pada 180 bpm,
meskipun sangat jelas tingkat latihannya berbeda. Anggap saja detak jantung
maaksimal adalah 185 bpm, artinya satu sesi memakai 78% dari maksimum HR dan
yang lainnya pada 97%. Latihan
yang kedua akan sangat berat, melibatkan tingkat yang tinggi dan beban latihan
yang lebih besar dari sebelumnya.
Metode zona latihan TRIMP
Untuk
mengatasi batasan ini, peneliti selanjutnya membuat konsep yang telah diperbaiki
dari TRIMP, menggunakan zona detak jantung untuk mengukur intensitas pada
perhitungan. Foster et al membagi intesitas menjadi 5 zona yaitu:
1. 50-60% HR maksimal
2. 60-70%
3. 70-80%
4. 80-90%
5. 90-100%
Angka zona digunakan untuk menghitung intesitas latihan; TRIMP
dihitung sebagai jumlah kumulatif dari waktu yang digunakan pada setiap zona
latihan. Untuk menunjukkan contoh yang sama dengan hal di atas pada
istilah ini:
-30 menit pada 140 bpm. HR maksimal = 185 bpm.
%HR maksimal =145/185 x100=76%. Maka dari itu, intensitas latihan = 3. TRIMP=
volume latihan (waktu) x intensitas latihan (zona HR). 30 x 3 =90.
-25 menit pada 180 bpm. HR maksimal =185. %HR
maksimal = 97%. Intensitas latihan=5. TRIMP = 25 x 5= 125.
Seperti yang anda lihat, metode ini menemukan bahwa latihan pada
25 menit dengan detak jantung yang sangat tinggi menghasilkan beban latihan
yang lebih tinggi dari pada 30 menit pada detak jantung yang tetap. Penghitungan
TRIMP zona dapat membedakan antara tingkat latihan sambil mempertahankan
kesederhanaan penghitungannya dan saya merekomendasikan untuk menggunakannya
pada peserta latihan yang serius dan atlit ketahanan elit, khususnya hal ini
dapat digunakan untuk menghitung sesi interval dengan detak jantung yang
variabel. Untuk menghitung TRIMP untuk sesi interval, tambahakn saja waktu
yang digunakan pada setiap zona, seperti contoh berikut. 5 x 3
menit pada 95% HR maksimal dengan 3 menit lari santai pada 70% pemulihan HR
maksimal
TRIMP =15x5 =15x2 =105
Tabel dan grafik menjelaskan sebuah contoh hipotesa pada latihan
seminggu seorang pelari elit, menggunakan Excel untuk menghitung dan
menggunakan TRIMP selama seminggu. Selasa dan kamis
adalah sesi interval. Contohnya, 8 x 2 menit 30 detik pada zona 5, dengan 2
menit pemulihan pada zona 2.
Grafik menunjukkan cukup jelas di mana puncak beban latihan
terjadi selama minggu tersebut, dan sepertinya jadwal hipotesa
ini menyebarkan beban latihan dengan bijak, termasuk hari hari istirahat relatif pada
sesi yang sulit.Batasandari metode zona detak jantung TRIMP adalah hanya dapat
menghitung latihan aerobik. Kekuatan, kecepatan, anaerobik dan sesi
teknis, yang mana tidak melibatkan detak jantung yang tinggi, tetapi intens,
tidak dapat dihitung secara akurat dengan cara ini. Maka dari itu, metode ini
hanya cocok untuk mengevaluasi latihan ketahanan.
Metode RPE sesi.
Foster et al mengembangkan sebuah metode untuk mengevaluasi
latihan menggunakan sebuah variasi dari skala Borg Rating of Perceived Exertion
(RPE), di mana didesain untuk mengukur persepsi subjektif dari usaha. Untuk
menghitung TRIMP, waktu pada sesi (menit) dikalikan dengan RPE yang dinilai.
Contoh, untuk 60 menit latihan angkat beban, dihitung sebagai sangat sulut
(RPE=7), TRIMP=60x7=420. Tetapi tidak disarankan untuk
membandingkan TRIMP yang dihitung dengan metode berbeda. Nilainya tergantung
pada situasi dan perbandingan berguna hanya pada metode yang sama.
Foster dan timnya mempelajari reliabilitas metode TRIMP ini,
bertanya kepada subjek untuk menghitung berbagai jenis latihan aerobik yang
dilakukan pada sepeda, 30 menit setelah sesi selesai. Mereka menyatakan, ketika
menggunakan skala RPE ini tidak konvensional, juga tidak dipengaruhi oleh
perubahan sementara pada intensitas, di mana dibuktikan untuk mempengaruhi
tingkat. Subjek menyediakan sebuah tingkat global pada sesi, diketahui
sebagai RPE sesi, yang memungkinkan perbandingan yang lebih baik antara jenis
latihan yang berbeda, khususnya sesi yang tidak tergantung pada detak jantung.
Studi Foster menunjukan bahwa RPE sesi merupakan indicator yang
lebih terpercaya daripada data detak jantung untuk mengevaluasi intensitas
latihan ketahan. Dan baru-baru ini saja, peneliti lain juga mengkonfirmasikan
reliabilitasnya untuk mengevaluasi intensitas latihan kekuatan. Contohnya,
sebuah sesi latihan kekuatan melibatkan satu set 4 rep pada 90% dari maksimum
rep dihitung lebih tinggi dari pada sesi yang melibatkan satu set 15 rep pada
50% maksumum rep. Maksimum rep adalah berat yang paling tinggi yang paling mungkin
untuk latihan tersebut dan dijelaskan sebagai 100% intensitas untuk latihan
kekuatan. Metode
RPE sTRIMP sesi sangat berguna untuk atlit pada cabang olahraga yang melibatkan
berbagai mode latihan, khususnya anaerobik dan latihan teknis, contoh
permainan bola dan kekuatan. Atlit pada cabang olahraga ini dapat berlatih
untuk waktu yang panjang, dan ketika rata rata detak jantung mereka untuk sesi
tersebut dapat rendah, menandakan sebuah beban latihan aerobik yang
ringan, rata rata beban latihan pada badan termasuk
anaerobik dan
neuromuscular akan menjadi signifikan dan perlu dihitung.
Contoh hipotesis adalah pada program latian petinju, yang
ditunjukkan pada tabel 4 dan grafik di bawahnya, mengilustrasikan
kekuatan pada metode RPETRIMP sesi, di mana juga dapat dihitung dan dimasukkan
ke excel. Di sini kita dapat melihat bagaimana metode RPE sesi dapat
digunakan untuk menghitung beban latihan pada beberapa latihan yang berbeda. Hal
ini membuat ini menjadi alat monitor yang sangat kuat untuk
berbagai cabang olahraga yang berbeda. Contoh hipotesa ini menunjukkan bahwa,
ketika sparring selasa malam dan sesi sirkuit terlihat sebagai latihan yang
paling dituntut minggu ini, faktanya bagi attlit hari senin malam latihan sesi
teknis 90 menit yang paling menuntut. Ilustrasi bagaimana tingkat beban latihan dapat membetulkan
ketidakcocokan antara apa yang dipikirkan pelatih sebagai latihan sulit
dan apa yang sebenarnya atlit rasakan akan sangat penting
untuk banyak atlit yang ingin mencapai yang terbaik yang bisa mereka lakukan.
Tabel dan grafik di atas memberikan contoh ke dua bagaimana
penggunaan metode sesi RPE, menggunakan jadwal latihan tenis hipotesa. Hal ini
mengilustrasujan bagaimana RPETRIMP sesi dapat menunjuk pada monotonitas pada
rutinitas latihan, karena grafik TRIMP menunjukkan nilai yang sama pada semua
sesi. Pada data ini, pelatih dan atlit dapat dengan mudah membuat penyesuaian
pada apakah rentang waktu atau intensitas sesi latihan untuk memungkinkan
variasi yang lebih banyak pada pogram mingguan. Secara
garis besar, saya telah menyediakan tiga metode untuk mengevaluasi beban
latihan secara objektif. Pertama dan paling sederhana
metode TRIMP dasar mungkin cocok untuk mereka yang berlatih untuk kesehatan secara
umum dan tidak menghiraukan intensitas latihan pada beban latihan. Kedua metode
TRIMP zona detak jantung adalah alat
sederhana untuk mengontrol semua latihan aerobik dan cocok untuk atlit
ketahanan. Metode terakhir RPE sesimungkin yang paling
baik karena dapat digunakan untuk menghitung beban dari latihan jenis apa saja. Ini
cocok untuk pemain olah raga, kekuatan dan atlit olahraga teknis.
Daftar Pustaka
1.
Aust J
Sports Med, 1975, 7: 57-612.
2.
J Appl Physiol, 1990, 69(3): 1171-77
3.
3. J
S&C Res, 2001, 15(1): 109-1154.
4.
J S&C Res, 2004, 18(4): 796-802
BAB II
LATIHAN KEKUATAN
BAGAIMANA
LATIHAN KEKUATAN DAN LATIHAN PLYOMETRIC DAPAT MENINGKATKAN DAYA TAHAN
Sebagai pelari jarak menengah atau jarak jauh atau pelatih
pelari apakah anda memasukkan sesi kekuatan pada progam mingguan latihan anda? Pada
pengalaman saya, sebagaimana pelatih kekuatan dan pengaruh keadaan bekerja pada
atlit elit, mereka yang tidak mempunyai pengalaman negatif pada latihan berat
atau memiliki prasangka tertentu contoh bahwa
latihan kekuatan akan mengarah pada beban yang lebih atau ikut campur pada
latihan lari.
Pada posisi saya, seharusnya tidak mengejutkan untuk mengetahui
bahwa saya percaya latiha kekuatan adalah pening untuk pelari jarak menengah
dan jauh. Tetapi, pengaruh menguntungkannya, disertai dengan penelitian, akan
dialami hanya apabila dilakukan pada jumlah yang benar, menggunakan pilihan
latihan yang benar. Atlit dan pelatih harus terus selalun memiliki pendekatan dengan
pikiran terbuka utuk mengembangkan program latihan mereka. Di saat yang sama,
mereka juga harus menanyakan keuntungan dari metode latihan yang baru atau
tambahan. Mengapa jenis latihan ini bagus untuk lomba saya? Apa
keuntungan yang pasti yang akan saya dapatkan dari ini? Bagaimana saya dapat
memasukkannya pada rutinitas saya?.
Untuk pelari ketahanan, latihan lari dengan
volume tinggi
dengan intensitas tinggi penting untuk keberhasilan. Pemulihan
antara sesi penting juga untuk menghindari kebosanan, dan sebagai akibatnya,
latihan tambahan apapun tidak perlu menguntungkan jika menambahkan kelelahan
daripada mengembangkan fitness.
Jika pelari ketahan ingin menambahkan sesi kekuatan pada program
latihan mereka, mereka butuh memprioritaskan, memastikan setiap latihan pada
rutinitas menguntungkan. Sesi latihan angkat beban,
melibatkan banyak latihan yang mengambil waktu lebih dari satu jam untuk
diselesaikan, dapat menjadi berguna untuk pemain rugby tetapi tidak berguna
untuk pelari ketahanan. Ada dua prinsip kunci untuk
pelari ketahan untuk diingat ketika memasukkan latihan kekuatan pada program
mereka:
1. Latihan kekuatan harus diperkenalkan dengan hati hati dan
berproses dengan bertahap.
2. Program harus efisien waktu dan masuk dalam program latihan
lari mingguan.
Pada artikel ini saya akan menjelaskan jenis program kekuatan
yang dimasukkan pada rutinitas latihan mingguan pada atlit elit lari jarak
menengah dan jauh selama tahun latihan satu pelari
800 m dan yang lain spesialis lari 500 m,
keduanya bersaing pada tingkat senior internasional dan melalui latihan yang
tinggi yang anda harapkan. Untuk setiap program, saya akan
menjelaskan tidak hanya sisi dan volume latihan, tetapi juga tujuan psikologi
rata rata dari program. Jadi tujuan dari setiap latihan jelas. Dan biarkan saya
meyakinkan anda dari luar bahwa mendapatkan berat otot bukanlah tujuan utama.
Program kekuatan 800m.
Tujuan dari latihan kekuatan pada pelari laki laki 800m adalah:
1. Untuk menambah kekuatan otot kaki.
2. Untuk mengembangkan kekuatan umum untuk menolong mencegah
luka pada jaringan lunak pada otot kaki.
Mungkin adil untuk mengatakan bahwa ini akan menjadi tujuan
paling penting untuk semua pelari 800 m. Kekuatan
kaki penting untuk membuat kecepatan maksimum yang diperlukan dalam lomba dan
kekuatan secara umum menolong untuk menambah kekuatan jaringan lunak pada
kelelahan dan kesakitan. Ini adalah masalah di mana atlit secara khusus mudah
didapat, sama dengan pelari lain. Latihan yang dimasukkan pada program dipilih
hanya jika mereka mencapai satu dari tujuan di atas.Maka dari itu, tidak ada
latihan kekuatan tubuh bagian atas karena atlit merasa tidak ada gunanya
mendapatkan beban otot bagian atas. Program ini dibagi menjadi tiga fase
berbeda: persiapan off season, puncak sebelum kompetisi dan pemeliharaan
kompetisi.
Fase persiapan off season. Tujuan
utama dari fase ini, dijelaskan pada tabel di bawah, adalah untuk menambah
kekuatan maksimal kaki pada otot kekuatan gluteal dan quadriceps. Jongkok ke
depan dan jongkok satu kaki digunakan untuk tujuan ini dan anda dapat melihat
bahwa bertambahnya beban yang diangkat adalah tujuan dari latihan ini.
Perkembangan dari kekuatan maksimal ini menaruh dasar kekuatan untuk
dikembangkan nantinya pada siklus latihan. Sebagai
tambahan, hamstring, calf dan latihan utama dimasukkan untuk tujuan pengindaran
cedera. Anda dapat melihat proses yang dibuat pada ketahanan kekuatan pada otot
ini dengan bertambahnya rep yang dilakukan. Jongkok satu kaki dan pengangkatan
calf satu kaki, keduanya dilakukan dengan barbell di belakah, memiliki
keuntungan tambahan untuk mengembangkan stabilitas pelvic dan kekuatan gluteus
medius.
Sesi kekuatan, diselesaikan dua kali seminggu, tidak akan
mengarah pada hypertrophy otot yang signifikan bertambahnya beratuntuk dua
alasan.
- Ini adalah rutinitas dengan volume sangat rendah, melibatkan
hanya empat latihan utama kaki, dengan pengulangan yang rendah pada latihan
barbell utama.
- Pelari ketahanan melakukan banyak sekali lari sehingga otot
kaki akan mungkin memiliki tenaga cadangan untuk membangun otot tambahan.
Binaragawan menghindari latihan ketahanan supaya tenaga cadangan merekaq dapat
beralih pada membangun otot.
Latihan plyometric dilakukan seminggu sekali, dikenalkan dengan
volume
rendah untuk pertama kali (kontak 75 kaki) dan berproses bertahap untuk
menghindari cedera. Plyometric adalah latihan yang sangat berharga untuk pelari
karena mereka spesifik pada aksi lari pada hal pergerakan dan velositas.
Keuntungannya termasuk bertambahnya fiber fast twitch dan energi elastis yang
lebih besar dari urat daging.
Perlu diperhatikan di sini bahwa latihan kekuatan memperkuat
urat daging dan juga otot.Saya senang berpikir berat dan plyometric sebagai
perkuatan semua unit urat daging otot, yang menjelaskan bagaimana jenis latihan
ini dapat memainkan dua peran untuk meningkatkan kinerja dan mengurangi resiko
cedera pada pelari ketahanan.Semua jaringan lunak beradaptasi pada latihan dan
menjadi lebih bisa berhadapan dengan ketegangan dan kontraksi eksentrik
berulang ulanh, dan mengurangi resiko cedera. Sebagai
tambahan, urat daging dapat menyimpan dan mengeluarkan energi elastis supaya
urat daging lutut dan tumit dapat mengkontribusikan kekuatan mekanis yang lebih
besar pada kecepatan lari.
Fase puncak sebelum kompetisi. Tujuan utama pada fase ini adalah
untuk mengembangkan kekuatan maksimum dari otot ekstensor kaki dan
mempertahankan ketahanan kekuatan yang dikembangkan oleh hamstrings, calf dan
core. Sesi yang dijelaskan di bawah dilakukan setiap minggu sekali, dengan latihan
utama dari fase sebelumnya juga dipertahankan dengan basis dua mingguan. Dua
sesi ini menggabungkan plyometric dan latihan berat menjadi satu latihan,
kebanyakan dikarenakan keinginan atlit untuk memaksimalkan pemulihan otot kaki.
Keuntungan dari latihan dipertinggi menggunakan latihan berat dan plyometric
yang kompleks (contoh jongkok ke depan dan lompat rintangan pada sesi 1 dan jongkok
satu kaki dan speed bound pada sesi 2). Kekuatan bertambah, seperti dynamic
lunge drive dan lompat ongkok barbell, dimasukkan unruk meambah kekuatan,
ketika hamstring dan calf ditahan dari fase sebelumnya untuk mencegah cedera.
Lagi jenis program kekuatan dengan kualitas tinggi dan volume rendah
ini tidak mempunyai resiko hypertrophy, karena tingkat pengulangannya yangrendah.
Tujuan utama adalah mengembangkan kekuatan dengan kelelahan yang minim. Fase
pemeliharaan kompetisi.Selama musim kompetisi, ketika atlit mulai balapan
dengan serius, volume latihannya dan frekuensinya berubah lagi. Tujuan
dari fase ini adalah untuk memelihara tingkat kekuatan dan kekuatan umum yang
dikembangkan pada fase sebelumnya. Selama waktu
ini, atlit melakukan entah sesi 1 atau sesi2 dari fase sebelum kompetisi
setelah satu minggu, dengan tanpa sesi yang dilakukan selama 5 sampai 6 hari dari
balapan.
Berat dikurangi sedikit pada fase ini untuk meminimalkan kelelahan
sembari mempertahankan kulaitas, dan latihan utama
tetap dibawa seperti sebelumnya. Hasil dari program ini
dipertimbangkan berhasil leh atlit, yang menambah kekauatan kakinya, seperti
yang diukur oleh hitungan lompatan pergerakan dan kinerja drop jump 15% dan
tidak menderita cedera jaringan lunak yang signifikan selama tahun latihan,
maka dari itu memenuhi semua tujuan latihannya.
Sebagai tambahan, dengan memusatkan pada pilihan latihan yang
terbatas, menggunakan latihan dengan kualitas tinggi dan volume rendah, dia
mampu untuk menyelesaikan semua sesi larinya dan tidak mengalami kenaikan berat
pada ototnya.
Program kekuatan 5k.
Tujuan dari latihan kekuatan untuk pelari jarak jauh wanita ini
jufa untuk meningkatkan otot kaki/kekuatan urat dan mengurangi resik
cedera.Tapi program latihan berbeda karena dia tidak memerlukan dan mungkin
tidak dapat mengelola untuk menghasilkan kekuatan
kaki yang sangat tinggi. Pelari jarak jauh perlu sangat
kuat dengan hubungan pada berat badannya, tapi tidak sekuat sprinter yang
lebih berat dan kuat. Sebagai tambahan, atlit ini
memiliki sejarah latihan kekuatan yang terbatas dan memerlukan program yang
lebih ringan daripada pelari 800 m untuk memastikan tidak ada
akibat merugikan pada latihan kekuatan. Programnya
disusun seperti berikut.
Sesi kekuatan digunakan untuk mengembangkan kekuatan umum pada
otot kaki dan urat untuk menolong mengurangi resiko cedera dan menambah
ketahanan pada kelelahan. Barbel step ip, melibatkan
quadriceps dan gluteals dipertimbangkan adalah bagian penting dan utama dalam
rutinitas ini, dan dua latihan hamstring dipilih ketika atlit secara khusus
lemah pada kelompok otot ini. Latihan badan bagian atas juga
dimasukkan karena dia memiliki kekuatan badan atas yang kecil dan merasa
pertambahan pada bagian ini dapat menolong mendorong gerakan tangan yang lebih
efisien.
Secara garis besar, program ini, dilakukan hanya seminggu
sekali, tidak akan menghasilkan hypertrophy untuk alasan yang sama yang
dinyatakan di atas. Seorang pelari jarak jauh elit, berlatih dua kali sehari,
mungkin memiliki kalori tersisa yang lebih sedikit untuk membangun otot. Sebagai
tambahan, sesi volume rendah ini, melibatkan hanya enam latihan sekali seminggu,
tidak cukup untuk mendorong berat otot dan atlit tidak menambah berat badan. Sesi
plyometric digunakan untuk mendorong kekuatan kaki. Penelitian
telah mendemonstrasikan bahwa ketika kekuatan yang sama/program plyometric
ditambahkan pada program mingguan 5k pelari, kecepatan maksimum dan kinerja 5k
dikembangkan dengan perbandingan dengan kelompok pengendali yang tetap hanya
melakukan program lari saja.
Pengembangan kinerja ini bebas dari perubahan apapun pada VO
maksimum atau di ambang laktat, dan peneliti menyimpulkan bahwa latiah
plyometric telah mengembangkan kekauan dan/atau pengembalian energi pada urat
daging pada kaki sehingga pelari lebih ekonomis dan juga lebih kuat.Studi ini
juga menunjukkan bagaimana sistem neuromuscular berkontribusi pada kinerja
ketahanan dan tidak boleh diabaikan pada program latihan. Beberapa
dari anda mungkin terkejut untuk melihat latihan sprint dan sprint 30m
dimasukkan pada rutinitas plyometric. Untuk atlit ini, latihan ada untuk
mengembangkan teknik sprint dan berlaku sebagai pemanasan kecil sebelum sesi
plyometric.
Sprinting adalah plyometric.
Faktanya, sprint 30m dipertimbangkan sebagai latihan plyometric
pada hakekatnya, sebagaimana sprinting adalah tindakan plyometric. Atlit
bertujuan mempercepat sekeras yang dia bisa selama sprint ini- sebuah latihan
yang perlu untuk pelari jarak jauh, yang memiliki percepatan terbatas. Latihan
dan sprint dilihat, lebih spesifik sebagai cara untuk mendorong langkah pada
akhir balapan, yang penting untuk keberhasilan pada tingkat internasional. Hal ini
diketahui bahwa semua anggota skuad Etiopia melakukan latihan dan sprint pada
dasar mingguan, dan mereka telah membuktikan kemampuan merekauntuk menghasilkan
akhir sprint kemenangan pada kompetisi internasional. Sesi
kekuatan biasanya dilakukan pada hari lari santai, biasa sehari sesudahtidak pernah
sehari sebelum sesi interval. Plyometric biasanya dilakukan
segera setelah lari pagi, ketika atlit merasa panas tapi tidak terlalu lelah. Lagi,
plyometric tidak pernah dilakukan pada hari atau hari sebelum sesi interval.
Ketentuan waktu ini ada untuk memastikan bahwa latihan dilakukan
dengan waktu yang efisien, untuk memaksimalkan pemulihan, tanpa mempengaruhi
kualitas latihan lari. Untuk alasan yang sama, tidak ada sesi kekuatan atau
plyometric dilakukan selama 5 sampai 7 hari balapan, kecuali balapan tidak
dipertimbangkan penting dan hanya digunakan sebagai ukuran fitness. Atlit
tidak berhenti melakukan latihan kekuatan dua minggu sebelum kompetisi utama
pada musim panas untuk memastikan kebugaran untuk balapan.
Tidak ada perubahan volume pada musim diperlukan untuk atlit
tertentu ini, tapi atlit dengan sejarah latihan kekautan yang panjang akan mungkin dapat
melakukan lebih banyak latihan selama sesi latihan, mengurangi volume selama
sesi berproses. Hasil dari program positif untuk atlit, yang berhasil
mengembangkan kekuatan lompatannya sekitar 15%.
Tujuan dari dia sejarah panjang ini adalah untuk menunjukkan
bagaimana latihan kekuatan dapat ditambah secara tepat pada rutinitas mingguan
pelari ketahanan. Tujuan dari latihan kekuatan yang
termasuk berat dan plyometric bukan untuk menambah kekuatan maksimal
atau berat otot tetapi lebih kepada mendorong kekuatan kaki (kekuatan menjadi
kualitas yang berbeda pada kekuatan), meningkatan pengeluaran energi elastis
dari urat daging dan mendorong kekuaan umum pada unit urat daging otot dan inti
yang stabil, dengan melihat pada pencegahan cedera.
Sebuah pendekatan yang bijaksana, dengan melihat volume dari
latihan lari, diperlukan untuk memastikan program dapat dipertahankan pada
dasar jangka panjang tanpa mempengaruhi lari tersebu. Saya
harap contoh di atas telah mengilustrasikan bagaimana hal ini dapat di capai. Ingat,
bahwa ini adalah program individual untuk atlit tertentu yang berkerja sama
dengan saya dan bahwa semua atlit memerlukan program kustomnya sendiri.
Silahkan dasarkan berat anda atau program plyometric pada contoh ini, tapi
pastikan bahwa latihan apapun yang anda masukkan dibuat untuk cocok dengan
kebutuhan dan pertandingan anda sendiri. Gunakan
contoh ini sebagai panduan pada jenis latihan yang efektif, tidak sebagai
panduan latihan kekuatan definitive untuk pelari ketahanan.
Daftar Pustaka
1. Journal Applied Physiology, vol 86, pp
1527-1533, 1999
Komentar
Posting Komentar